SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai menjadi partai pembelot dalam koalisi terkait dukungan atas hak angket pajak. Bagi PKS, koalisi tak bisa menghilangkan independensi sebuah partai.

“Kita itu memang bermitra dalam koalisi tetapi (koalisi) juga tidak bisa mengganggu indenpendensi sebuah partai,” ujar Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam sebuah kesempatan, Rabu (2/3/2011).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Luthfi mengatakan selama satu tahun setengah ini PKS sangat menghargai koalisi. Namun, keberadaan koalisi tidak berarti menyeragamkan segalanya. “Saling menghargailah,” katanya.

Terkait sikapnya saat pengajuan hak angket pajak, Luthfi menjelaskan sebelumnya PKS telah berpikir matang. Luthfi menjelaskan yang dilakukan PKS saat itu awalnya didasari inisiatif Partai Demokrat sebagai inisiator.

“Sebenarnya persoalan hak angket itu, baik angket Century maupun pajak yang mengajak awalnya adalah Demokrat, kita juga nggak langsung iyakan, kita pelajari dulu, lalu akhirnya memutuskan mendukung,” cerita Luthfi.

Tetapi, lanjut Luthfi, di tengah perjalanan PD secara tiba-tiba meminta dibatalkan. Sampai menjelang hari H paripurna, menurut Luthfi pimpinan partai dikumpulkan untuk meminta hak ini dibatalkan.

“Kita dikumpulkan dan  diundang sekretaris Setgab supaya nggak dukung, tapi kita kan sudah ambil sikap, sehingga kita juga minta independensi partai dipahami,” lanjutnya.

Saat dimintai tanggapannya mengenai pidato SBY, Luthfi mengaku PKS sangat mendukung jika memang dialog antarpetinggi partai diperlukan. Dia pun meminta apa yang disampaikan SBY tidak untuk dipolitisasi kembali.

“Dialog itu menunjukkan Pak SBY cukup toleran kok. Karena polemik yang berkepanjangan memang harus disudahi kalau tidak akan merusak stabilitas politik” ujarnya.

Saat ditanyai kesiapannya meninggalkan koalisi, Luthfi memilih tak berandai-andai. Sejauh ini PKS, katanya, mengikuti mekanisme terbaik.
“Saya nggak mau andai-andai, yang pasti saya tahu Pak SBY pasti menjaga keterwakilan partai di kabinet dengan berimbang. Kita yakin Pak SBY tidak emosional, dan tidak menyalahpahami PKS,” imbuhnya.

(dtc/try)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya