SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Menko Airlangga Hartarto dan menteri cabinet lainnya, melepas ekspor perdana Smelter Grade Aluminia di KWK Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau pada Selasa (25/1/2022). (Istimewa)

Solopos.com, BINTAN — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau pada Selasa (25/1/2022). Nilai ekspor perdana 2022 ini mencapai Rp104 miliar dengan volume 21.001 ton.

Dalam peluncuran ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan sejumlah menteri kabinet.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

KEK Galang Batang ditetapkan oleh Presiden Jokowi melalui PP Nomor 42 Tahun 2017 pada 11 Oktober 2017 dan beroperasi pada 8 Desember 2018. KEK Galang Batang mulai melakukan ekspor Smelter Grade Alumina (SGA) pada 2 Juli 2021 dengan volume 530.000 ton senilai Rp2,6 Triliun.

“Industri utama dalam KEK Galang Batang adalah smelter untuk pengolahan bauksit yang dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang melakukan ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) pada 2022 tujuan Tiongkok.  Selanjutnya, telah dijadwalkan untuk ekspor dengan tujuan Tiongkok dan Malaysia,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam sambutannya.

Baca juga: Pemerintah: Operasi Pasar Jamin Ketersediaan dan Keterjangkauan Harga

KEK Galang Batang merupakan sentra choke point Selat Malaka, berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip. Lokasi KEK Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan. Sehingga ke depannya KEK Galang Batang diharapkan memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan.  Hal ini sejalan dengan program hilirisasi industri.

PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) mengekspor produk Smelter Grade Alumina (SGA) yang merupakan pengolahan dari bauksit, dan nantinya PT BAI akan mengembangkan hilirisasi sampai aluminium ingot.  Untuk tahun ini, PT BAI akan memproduksi Smelter Grade Alumina sebesar 1 juta ton. Tahun ini juga akan diselesaikan pengembangan untuk mencapai produksi sebanyak 2 juta ton. Sementara untuk produksi aluminium ingot direncanakan pada 2025 dengan produksi sebanyak 400 ribu ton per tahun.

“Produksi smelter grade alumina dan aluminium ingot diharapkan mempercepat hilirisasi bauksit ke aluminium ingot yang diperlukan industri dalam negeri untuk berbagai jenis produk. Seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang diperlukan dalam proses industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi,” jelas Menko Airlangga.

Baca juga: Terminal Tirtonadi Jadi Proyek Inovasi Ruang Publik Multiguna

Pemerintah mendorong hilirisasi industri agar dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional.  Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat hilirisasi bahan tambang untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Selain itu, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari hilirisasi berupa pajak dari perusahaan, penerimaan negara dan memperluas lapangan kerja. KEK Galang Batang merupakan salah satu contoh atau role model dalam pengembangan kawasan dan industri yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekspor.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya