SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo. (Instagram/@jokowi)

Solopos.com, JAKARTA — Perang di Ukraina dinilai telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia. Oleh sebab itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga.

Seruan untuk menghentikan perang di Ukraina itu disampaikan Jokowi pada KTT Khusus ASEAN-AS di Washington DC, AS, Jumat (13/5/2022) waktu setempat. Dia menegaskan saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, dunia justru menghadapi masalah baru, yakni perang di Ukraina.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Jokowi.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT Khusus ASEAN-AS yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.

Menurut Presiden Jokowi, perang di Ukraina telah memperburuk ekonomi dunia, dengan meningkatnya harga pangan, energi, sehingga memicu inflasi. Hal itu sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di negara berkembang dan kurang berkembang.

Baca juga: Perang Ukraina Vs Rusia Berlanjut, Ini Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia

Jokowi juga mengatakan perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme dan berpotensi memecah belah hubungan antarnegara. “Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” kata Jokowi.

Pertumbuhan Ekonomi Memprihatinkan

Lebih lanjut, Jokowi menguraikan pertumbuhan ekonomi juga memprihatinkan. IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang termasuk emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023. Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga 1,2 persen.

“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan 10 persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen,” kata Jokowi.

Baca juga: Kabar Duka, Dubes RI untuk Ukraina Ghafur Akbar Dharmaputra Meninggal

Presiden Jokowi mengulangi lagi apa yang telah disampaikannya pada pertemuan dengan Kongres AS.

“Bahwa lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Semangat yang sama kami dorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” ujar Jokowi.

Dalam KTT Khusus yang dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden dan juga pemimpin negara-negara ASEAN tersebut, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo Pacific Economic Framework (IPEF).

“Tentu kerja sama di bawah IPEF harus inklusif. Saya harapkan sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerja sama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),” ucap Jokowi.

Baca juga: Uni Eropa Kucuri Ukraina Rp7,6 Triliun demi Hadapi Rusia

Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun depan, Presiden Jokowi juga menyampaikan rencananya melakukan Indo Pacific Infrastructure Forum. “Saya berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,” kata Presiden Jokowi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya