SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bangkok–Jalan-jalan di Bangkok, Thailand masih diliputi ketegangan menyusul bentrokan antara tentara dan demonstran yang menewaskan 21 orang. Para pemimpin demo bahkan mengancam akan terus melakukan aksi mereka sampai pemerintah membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum baru.

Para demonstran bersikeras mereka menginginkan Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva mundur dan meninggalkan tanah air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Abhisit harus pergi,” cetus Veera Musikapong, salah seorang pemimpin demonstran ‘Red Shirt’ yang merupakan pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami minta semua pejabat pemerintah untuk berhenti melayani pemerintah ini,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (12/4).

Para demonstran masih terus berada di jalan-jalan menyusul pertumpahan darah yang terjadi Sabtu, 10 April lalu. Selain menewaskan 21 orang, lebih dari 800 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa berdarah itu.

Korban tewas terdiri dari 17 warga sipil dan 4 tentara. Bentrokan itu bermula ketika tentara-tentara mencoba membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata. Massa demonstran membalas dengan melemparkan batu.

Keadaan kian memburuk ketika terdengar beberapa suara tembakan. Terjadi saling tuding antara demonstran dan pasukan Thailand mengenai siapa yang lebih dulu melepas tembakan.

Bentrokan berakhir setelah pasukan mundur. Pasukan Thailand menyerukan gencatan senjata dengan para demonstran. Pemerintah Thailand menyatakan penyelidikan terhadap bentrok maut tersebut tengah diadakan.

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya