SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona (Freepik)

Solopos.com, SLEMAN – Tim peneliti yang terdiri dari pakar pemodelan matematika merilis prediksi optimis kasus corona di Indonesia. Menurut hasil penelitian mereka, total maksimum Covid-19 di Indonesia sebanyak 6.174 kasus di akhir pandemi pada penghujung Mei 2020.

Tim peneliti ini terdiri dari Guru Besar FMIPA UGM, Profesor Dedi Rosadi sekaligus penanggung jawab; alumni FMIPA UGM, Heribertus Joko Kristadi; serta alumni PPRA Lemhanas RI, Fidelis I. Diponegoro. Mereka menyampaikan hasil prediksi optimis itu dengan model yang bernama probabilistic data driven model (PDDM).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jenazah Korban Corona Ditolak, Ganjar: Jaga Perasaan Keluarga!

Hasil penelitian disusun berdasarkan model teori antrian yang mengasumsikan proses pasien datang ke rumah sakit sebagai pasien Covid-19 positif mengikuti proses antrian Markovian.

Mereka menggunakan sumber data dari rilis pemerintah setiap harinya yang mengabarkan kasus positif corona di Indonesia.

"Terakhir kami pakai data sampai tanggal 26 Maret. Kami uji setiap hari, apakah sesuai prediksi kami atau enggak. Sejauh ini sesuai dan bahkan realitasnya seringkali di bawah prediksi kami. Jadi kami cukup yakin mengeluarkan prediksi ini," kata Fidelis ketika dihubungi Harianjogja.com, Selasa (31/3/2020).

3 Bulan Listrik Gratis, Begini Skema Bagi Pengguna Token

Dengan model ini, diperkirakan penambahan maksimum total penderita corona perhari memuncak sekitar pekan kedua April 2020. Menurutnya, perubahannya lebih kurang 185 pasien/hari dan diperkirakan angkanya akan menurun setelahnya.

Lebih lanjut berdasarkan prediksi, pandemi corona diperkirakan berakhir sekitar 100 hari setelah kasus pertama ditemukan pada 2 Maret 2020. Artinya, menurut prediksi ini  kasus corona di Indonesia mereda 29 Mei 2020 mendatang.

Bisa Reda Mulai Mei 2020

Prediksi tim peneliti UGM Jogja ini menyebut penambahan penderita corona pada Mei 2020 di-prediksi relatif kecil.

Fidelis menuturkan prediksi dengan model ini dibuat untuk membantu pihak- pihak di garda depan yang menangani kasus corona.

Warga Semanggi Solo Meninggal Tertabrak KA Batara Kresna

Sekaligus sebagai acuan untuk melihat apakah perkembangan data seperti track di model yang mereka buat, meskipun pada kenyataannya banyak model lain yang juga lebih dulu dikembangkan. Model ini menambah panjang prediksi kasus corona di Indonesia.

"Kalau batas atasnya sudah terlewati, layak lebih waspada. Dan jika ada perubahan-perubahan signifikan di luar kontrol seperti itu [misalnya rapid test] tentu kami akan memperbaiki model ini lagi. Karena tujuannya bukan pembenaran model antar-peneliti. Tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan data demi kebaikan bersama," terangnya.

Cara Hindari Stres Saat Pandemi Virus Corona

Tim ini juga mendukung intervensi yang dilakukan pemerintah seperti pemberlakuan pembatasan fisik dan sosial. Fidelis berharap intervensi ketat dari pemerintah bisa terus dilakukan, dengan menyarankan tidak mudik dan parsial lockdown, sehingga pandemi bisa benar-benar berakhir di awal Juni 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya