SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, LIVERPOOL – Liverpool masih memiliki tujuh laga tersisa di Liga Premier Inggris musim ini. Namun hanya ada dua laga yang disebut-sebut sangat krusial menentukan posisi Sadio Mane dkk. di garis finis nanti.

Dua laga tersebut yakni menjamu Tottenham Hotspur dan Chelsea di Anfield. Liverpool wajib memenangi duel tersebut agar mereka mampu menjaga persaingan sengit dengan Manchester City di jalur perebutan gelar juara Liga Premier Inggris musim ini.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

“Saya tahu ini laga-laga sulit. Kami berada di sebuah momen di mana orang-orang berpikir tentang kami. Kami punya tujuh laga tersisa, jadi kami harus memenangi semua, karena [saya yakin] City akan memenangi semua [laga tersisa mereka],” ujar Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, seperti dilansir liverpoolecho.co.uk, Sabtu (30/3/2019).

Duel melawan Spurs digelar setelah jeda internasional selama dua pekan, di Anfield, Minggu (31/3/2019) pukul 22.30 WIB. Klopp dan anak buahnya bakal menghalalkan segala cara untuk memenangi bentrok vital tersebut, termasuk jika terpaksa harus bermain jelek sekali pun.

Pada pertemuan pertama musim ini, Klopp menerapkan strategi yang tak populer untuk menjinakkan Spurs 2-1 di Wembley, September 2018 silam. Saat itu, Liverpool kalah telak dalam penguasaan bola, yakni hanya meraup 38 persen.

Pertama, Liverpool bakal merelakan dominasi penguasaan bola kepada Spurs. Kedua, The Reds memainkan bola-bola panjang untuk menghindari pressing ketat tim asal London Utara itu. Namun, para penyerang Liverpool, seperti Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah, harus memastikan diri tidak terkawal bek-bek Spurs ketika menerima umpan panjang dari rekan-rekan setim mereka. Ketiga, yang paling krusial, para pemain The Reds harus menempatkan diri dalam posisi yang solid, sehingga tidak ada celah sekecil apa pun untuk pemain Spurs.

Strategi itulah yang menjadi kunci kemenangan Liverpool di Wembley. Tak ayal, Liverpool tetap membukukan 10 tembakan on target meski hanya kebagian 38 persen dalam penguasaan bola. Empat di antara percobaan tembakan itu dibukukan Liverpool dengan counter-attack.

Pelatih Spurs, Mauricio Pochettino, harus mengantisipasi apabila Liverpool kembali memakai strategi pragmatis seperti ketika di Wembley. Pochettino sendiri tak pernah mampu mengalahkan tim besutan Klopp di Anfield dalam karier kepelatihannya.

Juru taktik asal Argentina ini menelan dua kekalahan dan hanya dua kali imbang dalam empat duel di semua kompetisi. Pochettino memang pernah sekali merasakan kemenenangan di Anfield namun ketika dirinya masih menakhodai Southampton dan Liverpool masih dibesut Brendan Rodgers pada September 2013.

Bagi Spurs, hasil di Anfield juga sangat krusial untuk mengamankan posisi mereka di zona big four. The Lilywhites, julukan Spurs, bersaing ketat dengan Arsenal, Manchester United, dan Chelsea yang menempati tiga posisi di belakang mereka.

“Ini bukan soal energi atau kaki, ini tentang koneksi mental dalam tim,” ujar Pochettino setelah timnya menelan tiga kekalahan dalam empat laga terbaru di Liga Premier sebelum bertamu ke Anfield, seperti dilansir dailymail.co.uk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya