SOLOPOS.COM - Sejumlah penjahit menyelesaikan pembuatan kaos di industri garmen C59 Jalan Cigadung Raya Timur Bandung, Jawa Barat. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

Sejumlah penjahit menyelesaikan pembuatan kaos di industri garmen C59 Jalan Cigadung Raya Timur Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. Asosiasi Pertekstilan Indonesia memperkirakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pada 2013 akan makin tertekan dengan naiknya upah buruh dan tarif dasar listrik, serta kondisi ekonomi negara tujuan ekspor yang belum membaik. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rachman)

JAKARTA – Meningkatnya upah minimum pekerja (UMP) sebesar Rp2,2 juta dan rencana kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) pada 2013 sebesar 15 persen diperkirakan akan membuat kinerja ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) semakin terpuruk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pada tahun depan, diperkirakan kinerja industri TPT semakin menurun akibat tingginya UMP dan biaya energi. Untuk kinerja ekspor 2013 akan menyamai tahun ini sebesar 12,58 miliar dolar AS,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ernovian G. Ismy, pada acara konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ekspedisi Mudik 2024

Pelaku industri TPT, menurut Ernovian, terus tertekan dengan kondisi pasar ekspor di Amerika Serikat dan Eropa akibat krisis ekonomi. “Krisis global yang melanda kawasan Amerika Serikat dan Eropa membuat ekspor TPT dari Indonesia semakin kecil. Selain itu, industri TPT nasional hanya menguasai 46 persen pasar domestik,” katanya.

Penurunan permintaan global, lanjut Ernovian, dibarengi dengan semakin ketatnya persaingan di pasar internasional yang mengakibatkan kinerja ekspor TPT Indonesia terus melemah. “Pada semester I 2012, kondisi tersebut telah menunjukkan penurunan. Berdasarkan data API, realisasi nilai ekspor anjlok 6,1 persen dari 6,76 miliar dolar AS pada semester I tahun lalu menjadi 6,38 miliar dolar AS di semester I tahun ini,” katanya.

Penurunan terbesar ekspor TPT terjadi di pasar Eropa, yakni sebesar 9,6 persen, sedangkan di pasar Amerika turun tipis 0,8 persen. Meskipun terjadi sedikit penaikan di pasar Jepang, kondisi tersebut tidak lebih besar dibandingkan dengan penurunan yang dialami di pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya