SOLOPOS.COM - Pelatih Argentina Alejandro Sabella merayakan kemenangan atas Swiss. JIBI/Reuters/Paulo Whitaker

Solopos.com, BRASILIA— Prediksi Argentina vs Belgia menempatkan Argentina memenangi laga 8 besar Piala Dunia 2014, Sabtu (5/7/2014) pukul 23.00 WIB nanti. (Baca Juga Argentina Unggul 2-1?)

Argentina vs Belgia menjadi laga hidup mati bagi kedua tim. Salah satu foto terkuat dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia menunjukkan ketika legenda hidup Argentina, Diego Maradona, menguasai bola dan dikonfrontasi enam defender Belgia yang tampak panik.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Tiga puluh dua tahun sejak foto itu dibuat, Lionel Messi, bisa menebar teror serupa kepada bek-bek Belgia ketika membela Argentina pada babak perempat final di Estadio Nacional de Brasilia, Sabtu (5/7).

Saat ini, Argentina sedang berusaha meloloskan diri dari babak perempat final untuk kali pertama sejak 1990. Untuk mewujudkan ambisi itu, tim juara dunia dua kali ini menggantungkan harapan besar kepada sosok Lionel Messi yang disebut-sebut sebagai titisan Maradona.

Messi pun bisa menapak tilas jejak Maradona pada Piala Dunia 1986 ketika menghadapi Belgia. Foto ikonik yang menampilkan Maradona itu dibuat ketika Argentina menekuk Belgia dengan skor 2-0 pada semifinal Piala dunia 1986 di Mexico City. Dua gol La Albiceleste, julukan Argentina, semuanya diborong pemain yang populer dengan gol tangan Tuhan-nya tersebut.

Pertarungan di Brasilia, Sabtu ini, pun akan menjadi pertemuan perdana bagi kedua tim sejak duel di Mexico City tersebut. Messi sejauh ini selalu menjadi tulang punggung bagi timnya ketika mengempaskan Bosnia, Iran, Nigeria, dan Swiss selama Piala Dunia 2014 di Brasil. Namun, Belgia memiliki kekuatan yang tentu lebih diperhitungkan ketimbang empat lawan Albiceleste sebelumnya.

Argentina memerlukan variasi serangan apabila ingin mengakhiri penantian 24 tahun lolos ke semifinal turnamen terakbar sejagat ini. Hal itu bisa dilihat bagaimana Argentina kesulitan membuka gol ketika melawan Swiss di babak 16 besar. Albiceleste baru bisa menemui gol ketika Messi mencari celah menerobos pertahanan Swiss untuk memberi umpan manis kepada gol Angel Di Maria pada tiga menit sebelum babak perpanjangan waktu berakhir.

Kontribusi tinggi Messi kepada Argentina pun sangat jomplang dengan striker-striker Argentina, seperti Rodrigo Palacio dan Gonzalo Higuain yang belum salam sekali mencetak gol selama di Brasil. Barisan pertahanan Albiceleste juga tampak lemah, bahkan Messi sesekali ikut bermain layaknya gelandang petarung dengan tekel-tekelnya ketika meladeni La Nati, julukan Swiss.

 

Alarm Argentina

Kemenangan tipis 1-0 lewat babak perpanjangan waktu melawan Swiss, seolah memberi alarm tersendiri bagi pasukan Alejandro Sabella. Bahkan pelatih Belgia, Marc Wilmots, terkesan telah menemukan kelemahan Albiceleste.

“Kami tidak akan berkerja pada Messi, kami akan menantang Argentina sebagai sebuah blok. Swiss menunjukkan bagaimana bermain melawan mereka, mereka punya permainan bagus. Saya menyaksikan Argentina bermain dengan tiga bek sentral, dua fullback menekan dengan tinggi dan Di Maria memberi ruang bebas. Namun saya lihat mereka kurang seimbang pada waktu tertentu,” tutur Wilmots, seperti dilansir Reuters, Jumat (4/7).

Analisis Pengamat:
Nasrul Koto, Eks Striker Arseto Solo dan Pelatih Persires Rengat

“Pertandingan perempat final antara Argentina melawan Belgia di Estadio Nacional Brasilia, Sabtu (5/7) malam WIB, akan berlangsung menarik. Baik Argentina maupun Belgia sama-sama memiliki determinasi yang tinggi. Keduanya juga memiliki daya serang yang hebat.

Namun, dari bentrokan ini, saya lebih cenderung menjagokan Argentina. Tim berjuluk La Albiceleste ini lebih diunggulkan oleh faktor sejarah.

Tim seperti Argentina yang memiliki sejarah pernah memenangi dua trofi Piala Dunia pada 1978 dan 1986, akan tampil habis-habisan saat sudah tampil di fase seperti ini. Grafik permainannya yang semula stagnan pun lambat laun akan meningkat.

Semua pemain saya prediksi akan mulai memberikan kontribusinya. Sehingga mereka tidak akan terpaku pada Messidependencia atau ketergantungan kepada satu pemain saja, yakni Lionel Messi.

Saya rasa masih banyak pemain Argentina yang mampu tampil menonjol selain Messi. Albiceleste memiliki pemain sekaliber Angel Di Maria dan juga Gonzalo Higuain. Bahkan Di Maria sudah membuktikan kelasnya dengan menyumbangkan sebiji gol, yang mengantarkan Argentina menang 1-0 dari Swiss di 16 besar.

Akan tetapi Belgia bukanlah lawan yang mudah ditaklukkan. Belgia merupakan tim kuda hitam yang mampu memberikan kejutan dengan menyingkirkan tim-tim besar. Namun, mental akan pengalaman sejarah yang lebih mentereng jelas membantu Argentina. Mereka pun bisa mengalahkan Belgia.

Sementara  jika ditanya tentang laga perempat final lainnya, antara Belanda dan Kosta Rika di Salvador, Minggu (6/7) dini hari WIB, saya jelas menjagokan Belanda. Memang Kosta Rika saat ini dianggap sebagai tim penuh kejutan yang mampu membalikkan segala prediksi. Para pemain Kosta Rika terlihat tampil lebih bersemangat saat menghadapi tim yang memiliki materi pemain bintang.

Namun, Belanda bukanlah tim lemah. Pemain Belanda juga cerdik dan memiliki stategi seperti bunglon. Mereka bisa berubah-ubah menyesuaikan karakter permainan lawan. Jadi De Oranje pun saya yakin akan mudah mengenali karakter Kosta Rika untuk mendapatkan kemenangan mereka.’

Perbandingan kekuatan per lini kedua tim:
KIPER: Sergio Romero VS Thibaut Courtois
–          Romero mencatat empat kali penyelamatan ketika timnya mengalahkan Swiss 1-0. Torehan itu bisa menjadi modal kiper berusia 27 tahun itu ketika menghadapi barisan serang Belgia yang eksplosif dengan 83 tembakan, di mana 32 di antaranya mengarah ke gawang selama Piala Dunia 2014.
–          Courtois memiliki pengalaman menghentikan Lionel Messi selama berkiprah di Liga Primera. Kiper yang tiga musim lalu dipinjam Atletico Madrid dari Chelsea itu pun berharap bisa menghentikan ancaman bintang Barcelona.

BELAKANG: Pablo Zabaleta VS Vincent Kompany
–          Zabaleta melahap rata-rata 2,5 tekel per laga selama Piala Dunia 2014 ini. Namun koleksi tekel pemain Manchester City itu masih kalah dari gelandang Fernando Gago (2,8 tekel per laga), Marcos Rojo (3,5 tekel per laga), dan gelandang bertahan Javier Mascherano (5,5 tekel per laga).
–          Kompany akan melawan dua rekan seklubnya di Manchester City, Zabaleta dan Sergio Aguero, yang membela Argentina. Kompany yang sempat berjuang dengan cedera tetap tampil bagus ketika melawan AS, yakni dengan menorehkan empat tekel dan membukukan dua tembakan.

TENGAH:  Javier Mascherano VS Kevin De Bruyne
–          Mascherano memberi kontribusi paling vital bagi pertahanan timnya. Gelandang bertahan Barcelona ini mengoleksi 22 tekel, sembilan intersep, dan sekali clearance selama di Brasil.
–          De Bruney membukukan 10 tembakan ketika melawan AS. Whoscored memberi rating 9,9 alias nyaris sempurna dalam laga itu. Pemain yang dijuluki Tintin ini memiliki peran besar untuk menciptakan peluang-peluang gol bagi striker tunggal di depannya.



DEPAN : Lionel Messi VS Eden Hazard
–          Setelah secara beruntun mencetak gol dalam tiga laga, Messi gagal menceploskan gol ketika melawan Swiss. Laga melawan Belgia pun sepertinya tidak akan dia sia-siakan untuk kembali mencetak gol.
–          Hazard bakal menjadi salah satu penopang serangan timnya. Lewat terobosan dari sayap kiri, pemain Chelsea itu bisa memberi umpan manis kepada striker Divock Origi atau Romelu Lukaku yang bisa mengancam gawang Argentina. (sumber,  whoscored)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya