SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia membuat penghitungan tentang puncak dan akhir wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia. Ada tiga skenario berbeda tergantung cara pemerintah menangani pandemi.

Penghitungan itu dibuat oleh beberapa alumnus Matematika UI. Mereka adalah Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan H, dan Immanuel M Rustijono. Hasil penghitungan tersebut diunggah di akun Instagram @ilunimathui, Selasa (31/3/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Simulasi puncak dan akhir tersebut menggunakan data kasus kumulatif virus corona di Indonesia dari 2 Maret hingga 29 Maret. Data yang dirilis di laman kawalcovid19.id ini membentuk kurva eksponensial. Artinya jumlah kasus baru terus berlipat ganda hanya dalam hitungan hari.

"Kami meyakini bahwa sebenarnya banyak orang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala. Seperti di negara lain," bunyi laporan itu.

Kurva inilah yang dipakai untuk memprediksi puncak dan akhir wabah virus corona di Indonesia. Namun, puncak dan akhir wabah dipengaruhi penerapan physical distancing di masyarakat.

Ada tiga skenario puncak dan akhir pandemi virus corona di Indonesia. Semakin lunak pemerintah dalam penerapan physical distancing (jaga jarak), semakin lama puncak dan akhir wabah. Sebaliknya, semakin ketat pembatasan, semakin cepat wabah bisa berakhir.

Skenario pertama adalah jika pada 1 April tidak ada kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi masyarakat. Artinya, kegiatan seperti biasa tanpa ada langkah pencegahan.

Dalam skenario ini, puncak wabah virus corona terjadi pada 4 Juni dan akhir pandemi pada akhir Agustus - awal September. Pada 4 Juni, dalam skenario ini, akan 11.318 kasus baru. Sedangkan akumulasi kasus positif mencapai ratusan ribu.

skenario puncak wabah corona
Skenario puncak dan akhir wabah virus corona di Indonesia. (Instagram @ilunimathui)

Skenario Paling Mungkin

Skenario kedua, jika pada 1 April ada kebijakan mengurangi interaksi masyarakat namun kurang tegas dan strategis. Sementara masyarakat tidak disiplin melakukan physical distancing.

Dengan skenario ini, puncak wabah virus corona terjadi pada 2 Mei dan akhir pandemi pada Juni-awal Juli. Pada 2 Mei, ada 1.490 kasus baru dengan akumulasi kasus positif corona mencapai 60.000.

Skenario ketiga, pada 1 April diberlakukan kebijakan tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia. Selain itu, masyarakat disiplin melakukan physical distancing.

Dengan kebijakan ketat, puncak dan akhir wabah corona di Indonesia diprediksi terjadi lebih cepat. Puncak pandemi terjadi pada 16 April dengan 546 kasus baru dan akumulasi kasus hanya mencapai 17.000. Sedangkan akhir pandemi corona diprediksi terjadi pada Mei-awal Juni.

Ikatan Alumni Matematika UI menyebut skenario kedua paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini diteruskan. Artinya, kebijakan kurang tegas dan masyarakat tidak disiplin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya