SOLOPOS.COM - Pemimpin Redaksi Solopos Suwarmin mengangkat penghargaan Prasidatama dari Balai Bahasa Jawa Tengah pada malam penghargaan Bahasa dan Sastra Prasidatama di Gedung Prof. Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Sabtu (10/10/2015) malam. (JIBI/Solopos/Insetyonoto)

Prasidatama 2015 adalah diberikan untuk membangkitkan kembali rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo merasa prihatin penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda mengalami penurunan. Generasi muda sekarang, menurut Ganjar lebih bangga menggunakan bahasa asing dan bahasa-bahasa yang diplesetkan dalam berkomunikasi.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Ini perlu mendapatkan perhatian semua pihak karena bahasa Indonesia sebagai pemersatu dan lambang indentitas bangsa jangan sampai dilupakan,” katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jateng Sri Puryono penyerahan penghargaan Bahasa Dan Sastra Prasidatama 2015 di Gedung Prof. Soedarto Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabtu (10/10/2015) malam.

Ganjar menambahkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan merupakan keputusan yang diambil dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

“Sumpah Pemuda telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi bagi segenap bangsa,” imbuhnya.

Penyerahan penghargaan Prasidatama 2015 dilakukan oleh Kepala Balai Bahasa Jateng Pardi didampingi Pembantu Rektor I Undip Muhammad Zaenuri kepada 10 tokoh dan Harian Umum Solopos. Pemimpin Redaksi Solopos Suwarmin menerima langsung penghargaan tersebut.

Solopos menerima penghargaan kategori media massa yang memiliki perhatian besar terhadap bahasa dan sastra Jawa. “Mengucapkan terima kasih atas penghargaan Prasidatama 2015 yang diberikan kepada kami,” kata Suwarmin kepada solopos.com seusai menerima penghargaan.

Dia berharap penghargaan tersebut bisa menjadi momentum untuk semakin bersemanghat untuk mencintai dan melestarikan bahasa Jawa.
“Bahasa Jawa merupakan warisan nenek moyang kita yang harus dilestarikan oleh generasi muda agar tidak hilang,” harap dia.

Kepala Balai Bahasa Jateng Pardi mengungkapkan pemberian penghargaan Prasidatama untuk membangkitkan kembali rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah.
“Penghargaan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan sikap positif tokoh masyarakat di Jateng terhadap bahasa dan sastra Indonesia dan Jawa,” ujar dia.

Selain Solopos, penghargaan Prasidatama juga diberikan kepada 10 tokoh masing-masing lainnya yakni, Menteri Ristek dan Perguruan Tinggi, H.M. Nasir (tokoh publik berbahasa Indonesia terbaik).

Sri Puryono (tokoh publik berbahasa Jawa terbaik), K.H. A. Mustofa Bisri (budayawan peduli bahasa dan sastra), Bupati Patti Haryanto (pejabat berkomitmen terhadap bahasa dan sastra).

Pengelola Majalah Ancas Banyumas Prof. Pudjo Sumedi (tokoh penggiat bahasa dan sastra Jawa, Triyanto Triwikromo, Semarang (sastrawan Indonesia), Hanindawan, Solo (tokoh penggiat bahasa dan sastra Indonesia). Rini Tri Pupohardini, Salatiga (sastrawan Jawa), dan Darmanto Jatman dan N.H. Dini (tokoh pengabdi sastra).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya