SOLOPOS.COM - Sukarelawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) PMI mencuci Prasasti Kebhaktian Rakyat di depan Pasar Gading Solo Jl. Veteran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021). (Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO--Enam sukarelawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) PMI membersihkan Prasasti Kebhaktian Rakyat di depan Pasar Gading Solo Jl. Veteran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Selasa (10/8/2021).

Monumen yang berlokasi di lahan parkir pasar tradisional tersebut dalam kondisi kotor dan ada bekas lem yang digunakan menempel kertas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tulisan prasasti mulai pudar. Batu yang berisi informasi keterangan prasasti warnanya menjadi putih.

Sukarelawan mencuci prasasti tersebut dengan air dan sabun. Mereka mengecat ulang batu yang berisi informasi prasasti dengan cat warna hitam.

Ekspedisi Mudik 2024

Tulisan prasasti dicat ulang dengan warna emas. Butuh tangga untuk mencapai puncak monumen dengan ketinggian kira-kira tiga meter.

Diresmikan 1987

Berdasarkan keterangan prasasti, monumen itu diresmikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan RI, Poniman, 22 Agustus 1987.

Prasasti sebagai pengingat seusai serangan umum empat hari terhadap tentara Belanda pada 1949 silam.

Kala itu pasukan Belanda Green Cap KNIL melakukan pembantaian terhadap pejuang kemanusiaan/PMI dan warga, Kamis, 11 Agustus 1949. Ada 21 orang gugur dalam pembantaian itu. Sementara korban luka tercatat tiga orang.

Namun pada prasasti tersebut hanya ada 15 nama dari 21 daftar orang dicatat gugur. Keenam orang tidak ditulis sebab belum diketahui identitasnya. Sedangkan tiga orang luka ditulis lengkap.

Baca Juga: PMI Solo Terima Permintaan Bantuan Ambulans Khusus Pasien Covid-19 dari Sragen 

Ketua Sibat PMI Pasar Kliwon Hengky Abdullah M, 62, menjelaskan pembersihan prasasti sebagai upaya mengenang sejarah perjuangan PMI dan menghormati para pahlawan.

Dia baru mengetahui prasasti tahun lalu dari sesama sukarelawan PMI.

“Yang saya tahu ini dulu pembangunanya [prasasti] bareng dengan pasar. Kalau PMI sebelah sana [depan luwes Gading]. Ada dokter Padmonegoro menjadi rujukan keluarga kami,” kata dia.

Dokter yang Disenangi

Hengky mengatakan dr. KRT Padmonegoro menjadi dokter yang disenangi warga setempat waktu itu karena memiliki jiwa sosial tinggi.

Para pasien yang tidak mampu, membayar biaya pengobatan seikhlasnya.

Sibat PMI Pasar Kliwon rencananya melakukan peringatan dengan acara sederhana namun urung dilakukan akibat situasi Covid-19. Sukarelawan hanya membersihkan monumen dan melakukan doa bersama pada Selasa (10/8/2021) petang.

Pengurus Publikasi dan Dokumentasi Markas Besar PMI, Indra Yogasara, menjelaskan peristiwa di Kota Solo 11 Agustus 1949 merupakan kejadian paling kelam bagi PMI.

Baca Juga: PMI Jateng Bantu 8 Ton Oksigen untuk 3 Rumah Sakit di Solo 

Belanda masih menguasai Kota Solo dan perang mempertahankan kemerdekaan berlangsung sengit.

PMI Kota Solo membuka tempat pengungsian dan noodhospital atau rumah sakit darurat di rumah Ketua PMI Kota Solo, dr. KRT Padmonegoro, yang kini menjadi toko batik di Jl. Veteran, tepatnya depan toserba.

Ada sekitar 100 orang sedang dalam perawatan di rumah sakit darurat kala itu.

Namun sejumlah tentara Belanda mendatangi rumah tersebut dan melakukan penyembelihan terhadap enam pegawai  PMI. Dua di antaranya  mahasiswa yang bertugas.

Selain pegawai PMI, korban merupakan pengungsi yang sedang dalam perawatan. Luka korban rata-rata di bagian leher.

PMI Protes

Kemudian PMI memprotes kepada Belanda di Jakarta dan melaporkan peristiwa itu kepada International Committee of the Red Cross (ICRC) dan United Nations Commisions for Indonesia  (UNCI).



Padmonegoro meminta kepada perwakilan ICRC, Just Dela Pasidre dan perwakilan UNCI, Dr. Huwerdt untuk menyaksikan korban-korban di gedung.

Just mengatakan semua adalah kesalahan.

“Akhirnya jenazah-jenazah korban dikuburkan dengan penuh kehormatan. Darah mereka ini menjadi pemupuk untuk hidup suburnya pergerakan Palang Merah Indonesia sampai kapanpun,” kata Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya