SOLOPOS.COM - Seorang pamong desa melihat replika Prasasti Upit di Kahuman, Ngawen, Klaten, Senin (14/12/2020). Melalui prasasti itu diketahui desa tertua di Indonesia ternyata berada di Klaten. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Prasasti Upit yang menunjukkan daerah Upit sebagai desa tertua di Indonesia di Kahuman, Ngawen, Klaten ternyata sempat berfungsi sebagai landasan padasan alias penyangga gentong air. Saat ini, prasasti tersebut disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng.

Sebagaimana diketahui, Desa Upit atau Desa Yupit yang secara administrasi berada di Desa Kahuman dan Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen diyakini sebagai desa tertua di Indonesia. Bahkan, desa tersebut jauh lebih tua dibandingkan Kabupaten Klaten yang baru berusia 216 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua IDI Pastikan Para Dokternya Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Klaim sebagai desa tertua di Indonesia menyusul ditemukannya Prasasti Upit beberapa tahun silam. Prasasti berbahasa Kawi kuno itu bertuliskan tahun saka 788 atau 866 Masehi. Sehingga, usia Desa Upit saat sekarang, yakni 1.154 tahun.

Prasasti Upit merupakan prasasti tugu. Prasasti ini terdiri dari dua bagian, yakni bagian atas (berbentuk tabung atau silinder) dan bagian bawah (berbentuk kubus).

“Menurut ceritanya dahulu, prasasti ini berada di pekarangan belakang rumah carik pertama di sini. Namanya Mitro Wiratno. Waktu ditemukan itu, keberadaan prasasti hanya dijadikan sebagai landasan padasan atau tempat penyangga gentong berisi air,” kata Kepala Dusun (Kadus) I Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Ridwan, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (14/12/2020).

“Aksara Kawi kuno itu masih terlihat jelas karena merupakan bagian prasasti yang berada di atas. Setelah dicek, ternyata itu memang sebuah prasasti. Saat ini, disimpan di BPCB di Prambanan. Sedangkan, prasasti yang berada di desa sini adalah replika Prasasti Upit,” imbuhnya.

Replika

Ridwan mengatakan replika Prasasti Upit dipajang di kompleks Sumber Pengilon di desa setempat. Dipajangnya replika prasasti di tengah keramaian itu ditujukan agar masyarakat di Kahuman mengetahui tentang asal-usul sekaligus usia desanya. Di Kahuman terdapat 10 dukuh dengan 12 RT dan 5 RW. Jumlah penduduk di Kahuman berkisar 2.200 jiwa.

“Replika prasasti ini dipastikan sama persis dengan prasasti aslinya, baik bentuk dan ukurannya [tinggi keseluruhannya mencapai 85 cm dengan tinggi bagian bawah 48 cm dan bagian atas 37 cm],” katanya.

Ini Titik Banjir di Solo Akibat Luapan Sungai Bengawan Solo Tadi Malam

Ke depan, Pemdes Kahuman akan mengembangkan desanya berkonsep wisata budaya atau pun religi. Hal itu mulai dirintis dengan membuat replika Prasasti Upit dan membangun kompleks Sumber Pengilon. “Setahu saya, banyak juga yang datang ke sini untuk melihat replika Prasasti Upit dari dekat. Ada juga yang berswafoto di sini,” kata Ridwan.

Salah seorang pegawai kecamatan di Ngawen, Supri, mengatakan keberadaan prasasti di Desa Kahuman tersebut memudahkan orang mengetahui telah terdapat desa tertua di Tanah Air. “Dilihat dari prasasti itu, Desa Upit telah berusia 1.154 tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya