SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (JIBI/Solopos/Dok)

Ilustrasi bunuh diri (lensaindonesia.com)

PARIS — Dominique Venner, pria berusia 78 tahun bunuh diri dengan cara menembakkan pistol di dalam mulutnya di depan altar Katedral Notre Dame, Selasa (21/5/2013) waktu setempat. Aksi, pria yang diketahui merupakan aktivis sayap kanan Prancis ini, dipicu keputusan pemerintah yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi Venner, yang juga dikenal sebagai sejarahwan karena esai politiknya dan penentang pernikahan gay, spontan membuat heboh suasana di Katedral Notre Dam, yang merupakan salah satu tempat wisata terlaris di Paris. Para turis yang tengah berkunjung pun spontan dibuat panik dan berlarian.

Venner tak membuat deklarasi saat menembak dirinya sendiri, pertengahan sore waktu setempat. Dia membawa surat di badannya, tapi tak dirilis ke media, ujar sumber kepolisian, dilansir Reuters.

Pada 21 Mei pada blog pribadinya, Venner mengajak para pembaca untuk bergabung dalam pawai menentang hukum pernikahan gay yang diusung pemerintahan sosialis, yang mana mulai diberlakukan akhir pekan kemarin.

Presiden Prancis, Francois Hollande, dalam kampanyenya berjanji menjadikan Prancis sebagai Negara ke-14 di dunia yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Rancangan Hollande ini menjadi reformasi terbesar ketiga dalam satu dekade di Negara itu dan mendapat dukugan mayoritas kecil masyarakat Prancis.

Namun, langkah ini justru menimbulkan badai oposisi di kalangan konservatif sosial dan Katholic, yang menimbulkan serangkaian protes dan berujung pada aksi kekerasan.

Para demonstran yang mengenakan pakaian bayi pink dan biru juga melakukan pawai di Paris berulang kali. Mereka meninggalkan slogan-slogan yang ditempel di trotar dengan bertuliskan, “Kami inginkan pekerjaan, bukan pernikahan gay.”

Venner merupakan veteran perang Prancis yang berjuang dalam Perang Kemerdekaan Aljazair pada 1954-1962. Dia lantas bergabung menjadi aktivis bergaris kanan keras dan penulis, yang mengkhususkan pada sejarah politik dan militer.

Pemimpin Front Sayap Kanan Nasional, Marine Le Pen, yang mencetak hampir seperlima suara dalam pemilihan presiden putaran pertama tahun 2012, mengucapkan rasa belasungkawa kepada Venner di Twitter. Le Pen mengatakan bunuh diri merupakan sikap politik yang dilakukan untuk “membangunkan rakyat Prancis”.

Selain Le Pen, lusinan pembaca juga memberikan tweet ke blog terakhir Venner.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls, yang tiba di Notre Dame, sesaat setelah polisi, menyesali aksi Venner, yang memilih Katedral Notre Dame sebagai ajang bunuh diri.

“Notre Dame adalah katedral Paris, itu merupakan salah satu symbol terindah bagi ibu kota dan Negara kami,” ujarnya dilansir Reuters. “Kami sepenuhnya menyadari dampak dari aksi semacam ini.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya