SOLOPOS.COM - Petugas berdiri di dekat gerbong KA Prambanan Ekspres (Prameks) yang terguling di Kalasan, Sleman, DIY, Selasa (23/10/2012) petang. Tidak ada korban tewas dalam insiden ini, namun puluhan penumpang luka dan jadwal perjalanan belasan kereta di jalur selatan Pulau Jawa terganggu hingga Rabu ini. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Petugas berdiri di dekat gerbong KA Prambanan Ekspres (Prameks) yang terguling di Kalasan, Sleman, DIY, Selasa (23/10/2012) petang. Tidak ada korban tewas dalam insiden ini, namun puluhan penumpang luka dan jadwal perjalanan belasan kereta di jalur selatan Pulau Jawa terganggu hingga Rabu ini. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Selasa (23/10/2012) sore, suara gemuruh seperti gempa bumi menggoncang Dusun Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman. Tak lama disusul teriakan histeris manusia. Warga dusun setempat pun berbondong-bondong menuju arah suara. Ternyata itu adalah suara akibat tergulingnya gerbong KA Prambanan Ekspres (Prameks).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu penumpang yang duduk di bangku gerbong depan Kereta Api Prambanan Express (Prameks) nomor K 320701 adalah Sandra, 44, warga Pendowoharjo, Sleman. Sandra masih shock saat ditanya soal kejadian yang menimpanya. Sambil bibirnya tidak berhenti memuji Tuhan. Dia dan anak bungsunya Rayi,11, tidak pernah menyangka KA yang ditumpanginya anjlok tepat di Dusun Krajan, Tirtomarta, Kalasan pukul 16.55 WIB.

Badannya terlempar-lempar di dalam gerbong KA. Tangannya tidak lepas mendekap erat anak bungsunya. “Untung anak saya ikat sejak dari Klaten dengan kain” katanya.

Apa yang dirasakan Sandera juga mungkin dialami korban lainnya yang berjumlah 39 orang yang tengah dirawat di RS Panti Rini dan RS Bhayangkara Polda DIY. Rata-rata korban luka dibagian tangan, kaku dan kepala akibat benturan di dalam gerbong.

Salah satu petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), EN Aryaka mengatakan, korban luka berat ada 2 orang. Sementara yang lainnya luka ringan.

Sandra juga mengaku heran, KA yang seharusnya berangkat dari Stasin Solo Balapan pukul 15.00 Wib baru diberangkatkan pukul 15.45 WIB. Menurut Sandra, di dalam gerbong penuh dengan penumpang yang rata-rata akan turun di Jogja. “Saya juga mau turun di Lempuyangan” ujarnya.

Keheranan Sandra juga dialami Markus. Penumpang yang akan turun di Stasiun Lempuyangan itu itu heran saat melintas di Stasiun Serowot Klaten, karena kreta melaju tidak seimbang. “Kereta rodanya goyang di Klaten itu” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya