SOLOPOS.COM - Dicky Sumarsono (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Dicky Sumarsono (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO — Direktur PT Grahamulya Wirastama, Owning Company The Sunan Hotel Solo, Dicky Sumarsono, menjadi orang ketiga di Kota Solo yang berhasil mendapatkan sertifikat level tertinggi di industri perhotelan internasional, Certified Hotel Administrator (CHA).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengakuan ini diberikan oleh American Hotel&Lodging Education Institute (AHLEI). Proctor AHLEI, Drs Ign Soedjarwo CHA MM, menyampaikan tiga orang Solo yang telah mampu menyabet gelar tersebut adalah dirinya sendiri, General Manager (GM) Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH), Purwanto Yudhonagoro dan Dicky Sumarsono.

Dia mengakui, pelaku industri perhotelan terutama tataran GM atau eksekutif di Indonesia yang mengantongi sertifikat CHA masih sangat minim. Menurut dia, Solo masih lebih baik dari Jogja, karena Jogja hanya punya satu orang bersertifikat CHA. “CHA adalah sertifikat level tertinggi di industri perhotelan,” kata Soedjarwo, di sela-sela penyematan pin dan penyerahan sertifikat CHA kepada Dicky Sumarsono di The Sunan Hotel Solo, Jumat (7/12/2012). Pihaknya terus mendorong agar pelaku industri perhotelan di Indonesia meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dengan mengejar sertifikat ini. “Ini penting untuk menghadapi pasar bebas.”

Dicky yang sebelumnya adalah GM The Sunan Hotel Solo mengakui banyak metode dan formula baru yang dia peroleh saat mengikuti pendidikan CHA, yang bermanfaat dalam pengelolaan industri perhotelan. Dia juga menyampaikan minimnya pelaku industri perhotelan yang sudah mengantongi sertifikat bergengsi ini. “Di Bali yang telah berdiri lebih dari 1.000 hotel, semestinya punya potensi 3.000 orang bersertifikat CHA. Tapi, pada nyatanya sekarang hanya 20 orang,” kata Dicky. Di Jakarta, lanjut Dicky, hanya sekitar 19 orang, Jogja satu orang, Bandung enam orang, dan Semarang belum ada. “Ke depan, ilmu baru yang saya peroleh dari gelar CHA ini akan kami manfaatkan untuk pengembangan The Sunan Hotel Solo.”

Sementara itu, mengenai business plan 2013, Dicky menjelaskan The Sunan Hotel Solo membidik perolehan okupansi 76%. Angka ini naik dari perolehan tahun ini sebesar 71%. Okupansi tetap berpotensi naik meskipun tahun 2013 The Sunan Hotel Solo menambah 75 unit kamar. “Kemudian, target penjualan kami tumbuh 15%.” Pertumbuhan penjualan itu, kata Dicky, 50% masih akan didominasi sektor food and beverage (FnB). “Target penjualan FnB sendiri tumbuh 20%.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya