SOLOPOS.COM - Prosesi pemakaman jenazah Pratu Ferdian Dwi Sukma di TPU Betro, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Rabu (1/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Jenazah Pratu Ferdian Dwi Sukma, prajurit TNI yang gugur dalam insiden jembatan putus di Papua dimakamkan di Dukuh Betro, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Klaten, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-25, Rabu (1/2/2023).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, keluarga dan warga sekitar sudah berkumpul memenuhi Balai Warga Betro-Ngumbul yang berada di sebelah TPU Betro. Mereka menanti kedatangan jenazah yang diberangkatkan dari rumah duka di Dukuh Yapak Lo, Desa Troketon, Kecamatan Pedan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jenazah Pratu Ferdian sebelumnya disemayamkan di balai warga untuk disalatkan oleh warga yang sudah menanti sejak pagi. Saat peti jenazah tiba, warga bergegas menyiapkan diri untuk salat jenazah.

Peti jenazah ditutup bendera merah-putih. Sementara itu, proses pemakaman prajurit TNI asal Klaten yang gugur di Papua itu melalui upacara militer dengan inspektur upacara Kasrem 043/Garuda Hitam Kodam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Prasetyo.

Tembakan salvo mengiringi pemakaman Pratu Ferdian. Ayah Pratu Ferdian, Mayor Inf Surnedi, beserta ibunda Ferdian, Hastuti Handayani, terlihat di samping liang lahat mengantarkan jenazah putra kedua mereka ke peristirahatan terakhir.

Selain itu terlihat ada kakak, adik, serta keluarga almarhum. Surnedi terlihat tegar. Dia sempat memberikan penghormatan ke peti jenazah ketika dimasukkan ke liang lahat.

Suara Surnedi juga terdengar lantang dan lancar ketika mengumandangkan azan dan iqomah di depan pusara. Sementara ibunda Ferdian, Hastuti, terlihat menangis sembari melambaikan tangan ke peti jenazah di dalam liang lahat.

Hari Ulang Tahun

Surnedi menyampaikan alasannya bisa tegar melihat jenazah putra keduanya dimakamkan. Dia meyakini prajurit TNI asal Klaten itu gugur di Papua tidak sia-sia, melainkan untuk negara.

“Dia meninggal bukan karena main-main. Meninggal karena bertugas untuk bangsa dan negara. Siapa pun yang bertugas untuk bangsa dan negara pasti ada manfaatnya, ada gunanya karena menjaga keutuhan NKRI adalah sesuatu kebanggaan bagi seorang prajurit,” kata Surnedi yang kini bertugas di Jasdam IV/Diponegoro.

“Sesuai kata saya kemarin, anak saya kalau telepon selalu bilang NKRI harga mati. Dia memang sudah rela di sana dan mengorbankan jiwa dan raganya. Saya sebagai orang tua tetap bangga kepada anak saya,” ujarnya kepada wartawan di lokasi pemakaman.

Surnedi menjelaskan putranya dimakamkan pada hari ulang tahunnya yang ke-25. Pratu Ferdian lahir pada 1 Februari 1998. “Ini sakral. Hari ini hari dia merayakan kelahiran dan dikuburkan,” ungkapnya.

Pratu Ferdian dimakamkan di samping makam kakek buyutnya. Salah satu kerabat almarhum Pratu Ferdian, Sriyono, mengatakan keluarga besar ibunda almarhum Pratu Ferdian berasal dari Betro, Dlimas.

“Dimakamkan di sini karena keluarga Bu Hastuti aslinya sini. Ferdian juga semasa kecil ada di sini dan sosok orangnya baik. Komunikasinya juga baik,” kata Sriyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya