Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Hal tersebut adalah dampak berkurangnya anggaran yang dialokasikan Pemkot Solo untuk menopang kegiatan tersebut pada tahun ini. Diungkapkan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Winarno Kusumo, anggaran untuk defile tahun lalu dialokasikan Rp2 juta untuk setiap kali tampil. Tapi tahun ini hanya Rp1 juta untuk sebulan.
“Dengan anggaran itu kami tidak berani menyelenggarakan setiap pekan. Para prajurit Keraton itu banyak yang rumahnya di luar kota dan kebanyakan sudah tua. Mereka mungkin senang saja ikut acara ini tapi kami kan tidak tega kalau tidak memberi mereka uang bensin-lah paling tidak,” jelas Winarno, Minggu (25/3/2012).
Seperti biasa, defile dilakukan oleh prajurit Keraton yang berbaris kemudian berjalan dari lingkungan Keraton menuju Bundaran Gladak, terus ke utara sampai depan Balaikota kemudian kembali ke Keraton. Ada sekitar 35 prajurit atau hampir dua bregada yang ikut.
Menurut Winarno, jumlah total prajurit Keraton saat ini ada 150-an orang. Sementara yang ikut defile biasanya sekitar 40-an orang. Defile itu sendiri sebenarnya merupakan kegiatan rutin di Keraton Solo semasa masih sering menghadapi ancaman keamanan. Tapi karena sekarang tidak ada lagi ancaman keamanan secara langsung, fungsi defile dialihkan sebagai daya tarik wisata.
Gagasan defile sebagai daya tarik wisata itu, menurut Winarno, bahkan muncul dari Pemkot sendiri pada tahun 2011 lalu. “Saat itu Walikota melihat kondisi para prajurit dan ingin menampilkan bahwa Keraton masih eksis dan punya prajurit. Sehingga diadakanlah defile secara rutin dengan biaya dari Pemkot. Jadi ini sebenarnya juga event-nya Pemkot,” katanya.