SOLOPOS.COM - Prabowo dan Jokowi (JIBI/Antara/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Hasil survei Indonesia Research Centre (IRC) menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto di atas Joko Widodo (Jokowi) dengan perolehan masing-mamsing 47,50% dan 43%. Survei ini dilakukan setelah masing-masing kandidat mengikuti debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Manajer IRC, Yunita Mandolang, menjelaskan Prabowo lebih disukai oleh mayoritas masyarakat yang cenderung menjadi penikmat media televisi. Sebanyak 84% responden mengaku lebih mudah mendapatkan informasi dari televisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, hanya 5% masyarakat mengaku puas mendapat asupan informasi dari media cetak. Penampilan Prabowo yang dinilai mengagumkan mampu mengerek elektabilitas sehingga melampaui Jokowi.

“Prabowo disukai oleh masyarakat yang mayoritas menyaksikan televisi. Ini yang menyebabkan elektablitas Prabowo meningkat,” kata dia saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Senin (30/6/2014).

Yunita menambahkan faktor kampanye hitam dinilai tidak berpengaruh terhadap kecenderungan masyarakat dalam menentukan pilihan. “Dalam survei kami kampanye hitam tidak cukup memengaruhi masyarakat,” sambungnya.

Selain itu, menurut Yunita, dalam survei yang ia lakukan juga ditemukann bahwa mesin partai Prabowo-Hatta lebih efektif dibandingkan mesin partai Jokowi-JK.

Pernyataan ini langsung dibantah oleh juru bicara tim Jokowi-Jusuf Kalla, Pompeida Hidayatullah, yang mengaku cukup merasakan dampak dari adanya kampanye hitam yang menimpa pasangan tersebut. “Kalau kata IRC kampanye hitam enggak terpengaruh ini salah. Karena kampanye hitam menggerus kita,” kesalnya.

Diakui Pompeida, kampanye hitam yang menimpa Jokowi-JK tidak hanya sebatas pada munculnya tabloid kontroversial Obor Rakyat, melainkan juga melalui pesan singkat yang tersebar di masyarakat. “Saya temukan adanya persebaran sms terhadap daerah-daerah sensitif di Sumatera, kasus SARA. Kampanye hitam ini terjadi dua pekan sebelum penetapan capres cawapres di KPU,” ujarnya.

Terkait kinerja mesin partai, sambung Pompeida, saat ini seluruhnya telah bergerak secara sistematis meskipun sempat ada sedikit kendala. “Mesin partai memang sudah bergerak. Tapi masalahnya sama saja, ada yang gampang panas, ada yang panasnya lama, tapi untuk saat ini sudah panas semua,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya