SOLOPOS.COM - Ketua PCNU Solo Hilmi Ahmad Sakdillah (tengah) bersama pengurus PCNU di Soloraya menyatakan sikap resmi dukungan kepada pasangan Jokowi-JK di salah satu rumah makan di Solo, Sabtu (7/6/2014). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pengurus, ulama, kiai, dan warga Nahdlatul Ulama (NU) se-Soloraya, menyatakan dukungan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo- Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Pernyataan sikap itu disampaikan secara tertulis dan dibacakan Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Solo Hilmi Ahmad Sakdillah didampingi perwakilan NU se-Soloraya di salah satu rumah makan di Solo, Sabtu (7/6/2014). Hilmi mengklaim pasangan Jokowi-JK mendapat dukungan dari 80% warga NU di Soloraya.
Menurut Hilmi, secara kelembagaan PCNU tidak boleh mendukung pasangan capres-cawapres. Namun, secara pribadi pengurus dan warga Nahdliyin diperbolehkan memberi dukungan kepada capres-cawapres, termasuk Jokowi.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Warga NU di Soloraya rata-rata mengarah ke Jokowi-JK. Yang sudah kami hubungi ada 80% NU di Soloraya mendukung Jokowi-JK. Pengurus PCNU di Soloraya itu ada yang hadir dalam kesempatan ini,” tegas Hilmi saat ditemui wartawan, Sabtu sore.

Hilmi didampingi pengurus PCNU se-Soloraya menyampaikan pernyataan sikap bersama-sama yang secara simbolis dibacakan Hilmi. Dalam pernyataan sikap itu ada tiga poin yang menjadi sikap NU Soloraya, di antaranya berperan aktif dalam menjaga kondusivitas dan kelancaran pada setiap tahapan pemilihan presiden (pilpres) 2014 dan menggunakan hak pilih. Selain itu, NU tidak mudah terprovokasi segala bentuk kampanye hitam (black campaigne), mendukung, dan memilih pasangan Jokowi-JK.

Bagi Hilmi, kampanye hitam yang ditujukan kepada Jokowi sangat mempengaruhi pilihan warga, terutama di daerah Jawa Timur (Jatim) yang menjadi basis NU. Menurut dia, banyak warga di suatu desa tertentu yang beralih pilihan kepada pasangan lain karena adanya kampanye hitam. Beberapa isu negatif yang ditujukan kepada Jokowi, kata dia, seperti muslim dan nonmuslim, keturunan China, dan berpihak pada paham tertentu.

Mantan Ketua Pengurus Besar (PB) NU, K.H. Hasyim Muzadi, yang berkunjung ke Solo, Sabtu, langsung meminta klarifikasi kepada PCNU Solo terkait kebenaran kampanye hitam itu. Bahkan, Hasyim Muzadi pun meminta PCNU membuat testimoni tertulis tentang figur Jokowi yang merupakan warga Solo itu.

“PCNU Solo ini menjadi rujukan berbagai daerah tentang kebenaran informasi terkait Jokowi. Memang Kiai Hasyim Muzadi sendiri bertanya langsung kepada saya tentang hal itu. Kami sudah menyampaikan jawaban tertulis kepada Kiai Hasyim untuk selanjutnya disebarkan ke seluruh daerah di Indonesia,” tegasnya.

Setelah menghadiri pelantikan PCNU Solo periode 2013-2018 di Balai Kota Solo, Hasyim Muzadi menyatakan sikap yang juga mendukung pasangan Jokowi-JK. “Di NU itu, yang tidak boleh dukung mendukung itu kalau menggunakan institusi organisasi NU. Hak dukung-mendukung itu dipindahkan dari institusi ke jamiyah atau komunitas NU. Dalam komunitas itu tentu tidak sama, ada yang dukung Jokowi atau Prabowo. Jadi, tidak masalah selama tidak menggunakan institusi,” tegasnya saat menjawab pertanyaan wartawan.

Menurut Hasyim, bukan perpecahan yang terjadi di tubuh NU, tetapi memang hak pilih itu dipindahkan dari institusi ke warga atau pengurus secara pribadi. Hasyim menegaskan dukungan warga Nahdliyin kepada Jokowi-JK lebih banyak daripada dukungan kepada Prabowo-Hatta. “Hal itu karena Pak JK itu pengurus NU. Sedangkan wakilnya Prabowo bukan dari NU,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya