SOLOPOS.COM - Wiranto (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, sekaligus tim pemenangan capres-cawapres Prabowo-Hatta mengungkapkan bahwa Wiranto tidak menyukai Prabowo sejak lama.

Fadli mengatakan, Wiranto yang kini menjadi tim sukses kubu Jokowi-JK hanya ingin menjatuhkan rivalnya Prabowo-Hatta pada Pilres 2014. Wiranto sebelumnya menyebut Prabowo sebagai orang yang bertanggung jawab atas kasus penculikan aktivis 1998 sehingga berlanjut dengan pemberhentian oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dalam surat DKP yang beredar itu, Prabowo Subianto menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat. Prabowo diberhentikan pada 20 November 1998 atas dugaan penculikan dan pelanggaran wewenang perwira.

“Dia omong Prabowo dipecat karena berada di kubu Jokowi. Wiranto tidak pernah suka terhadap Prabowo,” kata Fadli Zon ketika ditemui di Jakarta Theatre, Jumat (20/6/2014) malam.

Dalam kerusuhan Mei 1998, kata Fadli, seharusnya Wiranto yang paling bertanggung jawab karena saat itu menjadi pimpinan tertinggi ABRI. Fadli juga menyebut Wiranto menjadikan surat DKP sebagai alat politik karena elektabilitas Prabowo semakin tinggi.

“Surat DKP tidak ada apa-apanya. Yang jadi akhir adalah Keppres. Dalam Keppres menjelaskan bahwa Prabowo diberhentikan secara hormat. Jenderal Moeldoko juga menyebut surat DKP tidak pernah ada dalam arsip ABRI,” paparnya.

Dalam keterangannya kepada pers, Kamis (19/6/2014) lalu, Wiranto menyatakan Prabowo terlibat dalam penculikan aktivis pada medio 1997-1998. Wiranto juga menampik anggapan publik bahwa ada persaingan antara dirinya dengan Prabowo sejak masih di dinas kemiliteran.

“Persaingan itu antara dua orang yang ada dalam satu level, bersaing untuk mendapat penghargaan. Nah, saya angkatan 1968, Pak Prabowo angkatan 1974. Pangkat saya bintang 4, dia bintang 2, masih dua step kalau ingin menyalip saya. Jabatan saya Panglima ABRI, dia Panglima Kostrad, masih ada dua step. Tntinya tidak ada persaingan, tapi di negeri ini bebas berpendapat,” kata Wiranto Kamis lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya