SOLOPOS.COM - Bakal capres Prabowo Subianto berbicara di hadapan ribuan kader PSI yang mendeklarasikan dukungan untuknya di di Ballroom The Jakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023). (Youtube)

Solopos.com, JAKARTA — Bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto untuk kali kesekian menegaskan dinasti politik merupakan hal yang biasa.

Penegasan itu disampaikan Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut setelah acara deklarasi dukungan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta Theatre, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Jadi, berkali-kali ini untuk pendidikan bangsa, dinasti politik itu adalah sesuatu yang wajar. Kalau kita jujur, Anda lihat di semua partai, termasuk PDIP, ada dinasti politik dan itu tidak negatif,” kata Prabowo.

Prabowo mengaku selalu bangga mengatakan dirinya adalah putra dari Soemitro Djojohadikoesoemo, ekonom dan politikus Indonesia.

Prabowo juga bangga pada kakeknya, Margono Djojohadikoesoemo, pendiri Bank Negara Indonesia.

“Saya dari dinasti politik, saya putranya Soemitro Djojohadikoesoemo, saya cucunya Margono Djojohadikoesoemo. Kami dinasti dalam arti keluarga, kami selalu berjuang untuk rakyat,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Ia mengungkapkan dua pamannya juga telah berkorban untuk Indonesia sehingga dirinya meminta semua pihak untuk mengambil pengertian positif dari dinasti politik.

Prabowo lantas mengulang cerita tentang dua pamannya yang gugur membela kemerdekaan Republik Indonesia.

“Jadi, kita ambil pengertian positif dari pengertian dinasti politik adalah keluarga patriotik, keluarga yang ingin berbakti kepada bangsa dan negara. Salahnya apa? Jangan dipolitisasi,” tambahnya.

Prabowo justru berterima kasih kepada ayah dan kakeknya yang telah mendidik dirinya untuk berbakti kepada bangsa.

Menurut Prabowo, banyak pihak yang ingin mencari celah dari dirinya dan Gibran yang berpasangan sebagai bakal capres-cawapres.

Bahkan, ada pihak yang menyebut Gibran terlalu muda, ada pula yang menilai Prabowo terlalu tua.

“Yang satu terlalu muda, satu terlalu tua, jadi yang benar yang mana? Yang benar lo aja. Kalau lo boleh, kalau kita enggak boleh? Enak aja,” kata Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya