SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto tampil ala Soekarno (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Calon presiden dari Partai Gerindra yang juga mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto, kembali digoyang isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terkait penghilangan paksa aktivis pada 1997/1998.

Hal itu berawal dari pernyataan salah satu tokoh militer, yakni mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, yang mengaku mengetahui nasib dari 13 aktivis yang sampai saat ini tak diketahui keberadaannya. Hal itu diungkapkan dalam sebuah debat di TV One, Senin (28/4/2014) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat Kivlan Zen menjabat sebagai Kepala Staf Kostrad pada 1998, jabatan Pangkostrad dijabat Letjen Prabowo Subianto. Kivlan juga mengaku mau bersaksi jika ada panitia yang dibentuk untuk kembali menyelidiki kasus hilangnya 13 aktivis itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Aktivis HAM yang tergabung dalam Koalisi Gerakan Melawan Lupa meminta agar Kivlan menyebutkan secara pasti lokasi penyekapan dan nasib para aktivis tersebut. Aktivis Imparsial, Al Araf, meminta agar Komnas HAM dan Kejaksaan Agung segera meminta klarifikasi ke Kivlan mengenai pernyataannya tersebut. “Itu menjadi kesaksian baru. Penting bagi Komnas HAM dan Kejaksaan Agung untuk memanggil Kivlan Zen untuk meminta keterangan,” kata dia di Jakarta, Senin (5/5/2014).

Salah satu korban penculikan yang kemudian dibebaskan, Mugiyanto menambahkan  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus segera membentuk pengadilan ad hoc HAM sebagaimana yang direkomendasikan DPR periode 2004-2009.

Surat rekomendasi yang ditandatangani Ketua DPR kala itu, Agung Laksono, memuat beberapa tuntutan, yakni membentuk pengadilan ad hoc HAM, mencari 13 aktivis yang belum ditemukan, dan memberikan kompensasi bagi keluarga korban. “Walaupun masa kerjanya tinggal sebentar, saya masih menyisakan harapan agar SBY melakukan penebusan yang berarti,” harap Mugiyanto.

Kasus penghilangan paksa 13 aktivis pada 1998 kembali mencuat. Pemicunya adalah ucapan Mayor Jendral (Purn) Kivlan Zen di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu. Mantan Kepala Staf Kostrad itu mengaku tahu di mana 13 aktivis itu dihilangkan. Saat itu, Kivlan menjabat sebagai Kakostrad pada 1998, saat Pangkostrad dijabat Letjen Prabowo Subianto.

Dalam peristiwa 1998 masih ada 13 aktivis yang hilang hingga kini. Mereka adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya