SOLOPOS.COM - Ilustrasi sepak bola. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Pra Pon 2016 tak dicicipi tim sepak bola DIY.

Harianjogja.com, JOGJA-Kendati masih menyisakan satu pertandingan melawan Banten, peluang tim DIY untuk lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX sudah tertutup. Itu berarti mimpi masyarakat DIY menyaksikan tim sepakbolanya berkiprah kembali setelah lebih dari 50 tahun absen di ajang PON, kembali terkubur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Terkait hal itu, pihak KONI DIY berharap agar pihak Asosiasi Provinsi (Asprov) DIY segera melakukan evaluasi besar-besaran sepulang tim DIY dari ajang Pra PON pekan depan. Setidaknya, terdapat beberapa hal penting yang harus dikoreksi dari tata kelola sepakbola oleh Asprov DIY. “Jelas disayangkan. Padahal, masyarakat DIY tentu sudah berharap tahun ini sepakbola DIY mencetak sejarah lolos ke PON,” kata Ketua Umum KONI DIY GBPH Prabukusumo kepada Harian Jogja, Jumat (25/3) sore.

Menurut Gusti Prabu, setidaknya ada dua penting yang menjadi catatannya terkait kegagalan tim sepakbola DIY di ajang Pra PON kali ini. Pertama adalah  kurangnya kedekatan dari pengurus Asprov DIY terhadap para pemain. Menurutnya, pengurus kurang bisa ngemong para pemainnya yang kebanyakan dihuni oleh pemain muda usia. Hal ini jelas sangat penting dilakukan oleh pengurus Asprov DIY untuk menjaga spirit dan loyalitas para pemain tim DIY tersebut. “Baik itu spirit saat bertanding maupun spirit untuk giat latihan,” imbuhnya.

Sementara poin yang kedua adalah terkait bapak asuh. Dengan kondisi tata kelola sepakbola di DIY yang seperti ini, ia menilai peran bapak asuh sangat dibutuhkan. “Saya sangat berharap, ada orang-orang yang peduli dengan sepakbola DIY ini,” katanya.

Seperti diberitakan, tim DIY mengalami tiga kali kekalahan beruntun dari tiga kali pertandingan mereka di ajang Pra PON XIX. Di laga pembuka, saat menghadapi Jawa Timur, anak asuhan Seto Nurdiyantoro dipecundangan dengan enam gol tanpa balas. Di laga kedua, saat menghadapi DKI Jakarta, Suni Hizbullah, dkk kembali dipermalukan dengan skor 1-2. Begitu juga di laga ketiga, mereka kembali kalah dari Jawa Tengah dengan skor 0-2. Sementara satu pertandingan terakhir menghadapi Banten baru akan dilakoni DIY, Minggu (27/3/2016) sore.

Bagi Pelatih Tim DIY Seto Nurdiyantoro, hasil buruk timnya di ajang Pra PON XIX kali ini memang tak lepas dari buruknya kualitas fisik dan stamina para pemain. Ia tak menampik, keikutsertaan sebagian besar pemainnya dalam proses seleksi klub profesional. “Mereka memang kelelahan. Stamina mereka kalah jauh dengan pemain lawan,” kata Seto.

Meski begitu, ia tetap berupaya untuk berbesar hati. Ia meminta maaf kepada masyarakat DIY atas hasil buruk yang dialami oleh tim DIY di ajang Pra PON XIX.

Dirinya berharap, pemain masih memiliki sisa spirit bertanding menjelang laga terakhirnya mendatang. Meski tak lagi memiliki peluang, namun ia menganggap laga itu tetap penting. “Kami harus bisa bawa pulang poin ke DIY. Satu-satunya kans ada di laga lawan Banten itu,” tegas Seto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya