SOLOPOS.COM - Ilustrasi indekos (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Meski sempat diwarnai keributan di depan panggung, kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Lapangan Denggung, Tridadi, Sleman, Minggu (30/3/2014) berlangsung lancar. Selain menyoroti korupsi dan politik uang, PPP mengkritik banyaknya pondokan bebas di Sleman.

Kampanye partai berlambang Kabah itu dihadiri ribuan simpatisan dari seluruh DIY. Menjadi adat massa partai ini, para simpatisan banyak mengendarai motor dengan knalpot blombongan. Sekitar pukul 11.05 WIB rapat umum dimulai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tetapi saat Ketua DPC PPP Sleman, Farhan Hariem melakukan orasi pertama, tiba-tiba terjadi keributan massa di depan panggung utama. Farhan sempat berusaha meredakan ketegangan antarsimpatisan yang terjadi dari panggung. “PPP damai, jangan ada keributan,” ujar Farhan di atas panggung.

Sejumlah Satgas kemudian menangkap beberapa pelaku kemudian dibawa menjauh dari area bentrok. Tidak jelas penyebab kericuhan yang terjadi, namun melibatkan sesama simpatisan PPP.

Dalam orasinya Farhan meminta kepada seluruh simpatisan dan kader PPP untuk bersatu menghindari adu domba antar parpol Islam. Ia optimistis sesuai hasil survei di DIY dalam pemilihan anggota legislatif mendatang akan mendapatkan masing-masing satu kursi DPRD kabupaten/kota di tiap daerah pemilihan (dapil) dan dua kursi DPRD DIY di tiap dapil.

Selain menyoroti kasus korupsi, Ketua DPD PPP DIY, Syukri Fadholi dalam orasinya mengkritik banyaknya pondokan bebas di Sleman. Banyaknya pondokan bebas, kata dia, maka bisa mengancam akhlak pemuda, karena penghuninya bebas melakukan sesuai sekehendak hati tanpa pengawasan, seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan miras.

Selain pondokan bebas, banyaknya tempat hiburan malam di Sleman juga harus menjadi perhatian. Tempat hiburan di Sleman sudah banyak menimbulkan kerawanan kriminalitas.

“Karena itu saya minta kepada DPRD dan Bupati Sleman untuk menertibkan pondokan bebas itu. Selain itu menjamurnya hiburan malam juga harus menjadi perhatian. Karena sama-sama dapat merusak anak muda,” tegas Sukri dalam orasinya.

Sukri mengimbau kepada kadernya agar jangan terbujuk dengan politik uang dan jual beli suara. Karena itu dapat melahirkan para koruptor ulung. “Kalau dari awal sudah dengan politik uang, darimana mereka mengembalikan uang kalau tidak dengan korupsi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya