SOLOPOS.COM - Ilustrasi PSBB. (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Objek wisata Candi Sukuh dan Candi Ceto di Kabupaten Karanganyar tutup selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) atau dikenal dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dua situs candi itu tutup mulai Senin hingga Senin (11-25/1/2021).

Siap-Siap, Polres Sragen akan Gelar Razia 4 Kali Setiap Hari Selama PPKM

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar mengeluarkan surat berisi pengumuman No.556/81.15/2021 tentang Penutupan Situs Candi Sukuh dan Candi Ceto Kabupaten Karanganyar. Surat tersebut ditandatangani Kepala Disparpora Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, pada Senin (11/1/2021).

Isi suratnya adalah Disparpora Kabupaten Karanganyar menindaklanjuti surat dari Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah No.0414/F7.4/KB/2021 tentang Permohonan Penutupan Situs Cagar Budaya. Selain itu pada surat tersebut, BPCB Jateng juga menyebutkan dukungan kebijakan pemerintah terhadap pemberlakukan pembatasan kegiatan.

"Maka dengan ini, kami sampaikan kepada masyarakat bahwa untuk pelayanan tamu/pengunjung terhitung mulai tanggal 11 sampai 25 Januari di Situs Candi Sukuh dan Candi Ceto Kabupaten Karanganyar dinyatakan ditutup."

Tersambar Petir di Sawah, Warga Trucuk Klaten Meninggal

Dikelola Pemerintah

Kepala Disparpora Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, membenarkan hal itu. Titis menegaskan bahwa objek wisata yang dikelola pemerintah ditutup untuk sementara waktu selama PPKM. "Yang dikelola pemerintah tidak buka. Itu ada Edupark, Dayu, Candi Sukuh, Candi Ceto. Kalau Museum Dayu itu kan memang sejak pandemi hingga sekarang belum buka. Kalau yang Candi Sukuh dan Candi Ceto itu ditutup mulai hari ini sampai tanggal 25 Januari. Sudah kami buat surat edaran," ujar Titis saat dihubungi Solopos.com, Senin (11/1/2021).

Titis menyampaikan objek wisata lain di Kabupaten Karanganyar tetap buka selama PPKM. Tetapi, Titis menyampaikan sejumlah syarat yang harus dipatuhi pelaku usaha pariwisata. Syarat tersebut, menurut Titis, sudah dituangkan dalam surat edaran. Salah satunya berkaitan dengan kapasitas pengunjung tempat wisata.

"Edaran terkait kebijakan. Saya meramu instruksi Mendagri yang diterjemahkan Bupati Karanganyar dan Gubernur Jateng. Surat dari Gubernur itu kapasitas wisata 30 persen. Kalau saya 50 persen," ungkap dia.

Hari Pertama PSBB di Solo, Warga Belum Tertib

Selain itu, Titis juga menyampaikan tentang aktivitas masyarakat di tempat olahraga. Dia mendorong masyarakat untuk berolahraga secara mandiri. Titis juga mengingatkan pusat pelatihan maupun klub olahraga agar membuat kurikulum yang meminimalkan sentuhan langsung dengan peserta pelatihan.

"Olahraga mandiri. Klub atau pusat pelatihan maka pelatih kami sarankan mengambil kurikulum atau jenis latihan yang menghindari bersentuhan, menghindari penggunaan alat yang sama," tutur dia.

Pengunjung Kecele

Sementara itu, Koordinator Lapangan Bidang Destinasi Disparpora Kabupaten Karanganyar, Nardi, mengungkapkan sejumlah pengunjung kecele pada hari pertama penutupan sementara objek wisata Candi Ceto selama masa PPKM. Beberapa pengunjung mengalihkan kunjungan ke warung kopi untuk sekadar menongkrong.

Pajero Hilang Kendali dan Terhempas Di Tol Sragen, Pengemudinya Meninggal Dunia

"Hari ini tutup mulai pagi. Ada satu atau dua orang yang kecele. Kalau kecele pas ke Candi Ceto ya kami arahkan ke Puri Taman Saraswati. Perhutani kan tidak menutup sementara objek wisata. Tetapi kan ada yang tidak mau. Puri Taman Saraswati ini wisata minat khusus. Tidak banyak yang berkunjung," ungkap Nardi saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Berbeda dengan objek wisata Candi Sukuh. Pengunjung yang kecele saat datang ke Candi Sukuh, dapat mengalihkan kunjungan ke objek wisata lain yang terdekat. Beberapa di antara Telaga Madirda, Tenggir Park, Tahura K. G. P. A. A Mangkunagoro I, dan lain-lain. Nardi menceritakan petugas yang mengelola Candi Ceto maupun Candi Sukuh tetap melakukan aktivitas bersih-bersih selama penutupan sementara objek wisata.

"Kegiatan kami yang di lapangan terutama petugas Disparpora yang di Sukuh dan Ceto membantu bersih-bersih rutin. Bersih-bersih rutin pagi, siang, sore. Kalau begini kan enggak menyapu karena sampah jarang, enggak ada pengunjung. Seperti itu, kami membersihkan lumut yang di batu, potong rumput, merapikan taman," jelasnya.

Tak Punya Ahli Waris, TKW Sragen yang Jasadnya Telantar di Malaysia Juga Tidak Dikenali Warga

Selain itu, Nardi menyampaikan sejumlah pedagang di sekitar objek wisata Candi Ceto memilih tutup. Salah satu pertimbangan karena Candi Ceto tutup selama dua pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya