SOLOPOS.COM - Salah satu warung angkringan buka di kawasan Alun-alun Klaten, Kamis (21/1/2021). Pedagang di kawasan alun-alun berharap masih ada pelonggaran jam operasional usaha ketika PPKM kembali diperpanjang. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Para pedagang kaki lima atau PKL di Klaten hanya bisa pasrah dengan rencana pemerintah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hanya, mereka berharap penerapan pembatasan jam operasional tak seperti pada awal PPKM 11-25 Januari 2021 bergulir.

Bendahara Paguyuban PKL Manunggal Alun-alun Klaten, Trinarno, 50, mengatakan pedagang tetap mengikuti keputusan pemerintah jika berencana memperpanjang PPKM. Di Alun-alun Klaten ada sekitar 200 PKL dengan berbagai jenis sektor usaha mulai dari kuliner, souvenir, hingga wahana permainan anak-anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harapan kami masih diberi kesempatan boleh buka [hingga pukul 21.00 WIB]. Bisa sama-sama tahu kondisinya. Memang itu untuk strategi mencegah Covid-19. Berkerumun menjadi sesuatu yang harus ditiadakan,” kata Trinarno saat ditemui Solopos.com di Alun-alun Klaten, Kamis (21/1/2021).

2 Terpidana Korupsi RSUD Sragen Rp2,01 Miliar Ajukan Kasasi

Trinarno mengatakan awal PPKM bergulir menjadi pukulan berat bagi PKL. Pasalnya, jam operasional kegiatan usaha termasuk PKL dibatasi hingga pukul 19.00 WIB. Selang beberapa hari bergulir, jam operasional kegiatan usaha selama PPKM dilonggarkan hingga pukul 21.00 WIB dengan ketentuan pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB hanya dapat melayani kegiatan pelayanan pesan antar/dibawa pulang.

Hal itu sesuai SE Pemprov Jateng bernomor 443.3/0000870 berisi tentang penegasan PPKM di Jateng tertanggal 13 Januari 2021. “Kami sudah terima kasih kemarin diberikan kelonggaran dan sistem yang baik. Dengan kelonggaran itu memberikan kesempatan kami untuk berjualan. Kalau sebelumnya itu berat sekali, pukul 16.00 WIB baru mulai berjualan, pukul 19.00 WIB sudah tutup. Kelonggaran itu memberi angin segar,” kata Trinarno.

Trinarno mengakui PPKM berdampak pada omzet PKL. Kondisi pedagang sepi pembeli terlebih sepanjang Januari hujan menggguyur wilayah Klaten hampir saban sore hingga malam.

“Seperti saya modal jualan sehari Rp500.000 balik Rp500.000 itu sudah bersyukur asalkan bisa tetap berjualan. Dari pada di rumah. Dampak itu dirasakan oleh semua pedagang,” ungkap dia.

Lantaran hal itu, Trinarno berharap pada perpanjangan PPKM mendatang pembatasan jam operasional setelah ada perubahan ketentuan tetap bergulir alias tak kembali lagi ke aturan pembatasan jam operasional pukul 19.00 WIB. “Kami berharap tetap ada win-win solution. Protokol kesehatan tetap akan kami jaga,” jelas dia.

Perbaikan

Anggota Komisi II DPRD Klaten, Hartanti, mengatakan PPKM yang sudah berjalan di Klaten selama 10 hari terakhir perlu ada perbaikan apalagi direncanakan diperpanjang lagi selama dua pekan.

“Di satu sisi memang PPKM harus berjalan. Namun, di sisi lain ada yang terdampak. Kami mendengar keluhan masyarakat khususnya PKL yang mangkal sore sampai malam [mengeluhkan pembatasan jam operasional]. Oleh karena itu, kami berharap ada pertimbangan khusus dari pemerintah soal pembatasan jam operasional,” kata dia.

Terbukti Tipu Konglomerat Surabaya, Antam Dihukum Bayar 1,1 Ton Emas

Hartanti mengatakan pertimbangan khusus itu tak lantas meniadakan pembatasan jam operasional. Pembatasan tetap dilakukan namun ada pelonggaran waktu pembatasan termasuk memperketat protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Kalau batas jam pasti ada. Ya setidaknya boleh berjualan sampai pukul 22.00 WIB sehingga pedagang masih ada kesempatan menghabiskan dagangannya. Yang penting protokol kesehatannya itu dipatuhi,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya