SOLOPOS.COM - Ilustrasi penerimaan peserta didik baru. (JIBI/Harian Jogja)

PPDB online 2015 diwarnai tuntutan wali murid yang meminta PPDB online dibatalkan.

Solopos.com, SOLO-Puluhan wali murid SDN Mangkubumen Lor 15 Solo menuntut pembatalan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online dengan sistem konversi dibatalkan. Mereka menilai kebijakan itu merugikan banyak siswa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rencananya, Rabu (24/6/2015) hari ini, mereka akan melakukan demonstrasi di depan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo untuk menyuarakan aspirasinya. Sebelumnya, Selasa (23/6/2015), mereka telah bertemu Ketua PPDB Kota Solo, Aryo Widyandoko, namun kedua belah pihak tidak berhasil mencapai satu kesepakatan.

Salah satu perwakilan wali murid, Bambang Saptono mengatakan berdasarkan hasil pengamatan di jurnal PPDB online, banyak anak yang memperoleh nilai Ujian Nasional (UN) tinggi kemungkinan tidak diterima di SMP-SMP favorit karena jumlah nilainya tergeser oleh siswa yang nilainya lebih rendah tapi mendapatkan tambahan nilai konversi piagam prestasi.

“Di SDN Mangkubumen 15 ada 32 siswa yang mendapatkan nilai matematika 10. Tapi ketika melihat jurnal, sebagian dari mereka tergeser posisinya oleh nilai anak lain yang lebih rendah tapi dapat tambahan nilai konversi. Ini sungguh tidak adil,” jelasnya saat ditemui solopos.com seusai acara audiensi wali murid SDN Mangkubumen 15 Solo dengan ketua PPDB Kota Solo, Aryo Widyandoko di SDN Mangkubumen 15, Solo, Selasa (23/6/2015).

Sebenarnya, kata Bambang, wali murid SDN 15 Solo tidak sepenuhnya menolak pemberian konversi nilai, asalkan piagamnya jelas. Ia sepakat dengan pemberian konversi nilai kepada siswa yang meraih juara pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Pekan Olahraga Daerah (Popda) atau Pekan Olahraga Nasional (Popnas). Sementara untuk lomba lainnya, kata Bambang, seharusnya tidak semua diberi tambahan konversi nilai. Terlebih jika lomba itu diikuti oleh peserta yang sifatnya rombongan seperti drum band dan gamelan.

“Masa siswa yang mendapatkan nilai matematika 10, kalah oleh siswa yang ikut drum band dan hanya bertugas membawa bendera. Ini tidak masuk akal,” ujarnya.

Perwakilan wali murid lainnya, Kahono menambahkan jika Disdikpora beralasan piagam yang mendapatkan tambahan nilai konversi sudah diverifikasi, menurutnya hal itu mustahil dilakukan. “Mana mungkin Disdikpora bisa memverifikasi 700-an piagam hanya dalam waktu dua hari,” ujarnya.

Ketika masa PPDB online seperti saat ini, ungkapnya, nilai 0,1 saja menjadi sangat berharga. “Padahal tambahan nilai konversi ada yang sampai dapat 3. Kasihan anak-anak yang sudah belajar giat sehingga memperoleh nilai UN tinggi, tapi kalah bersaing karena adanya konversi,” terangnya.

Sementara ketika wali murid kelas VI SDN Mangkubumen Lor 15 Solo menuntut diberi nilai konversi karena nilai UN SDN 15 paling tinggi di Kota Solo, imbuhnya, Disdikpora menolak dengan alasan UN tidak dilombakan.
Menanggapi hal itu, Aryo Widyandoko mengungkapkan pemberian nilai konversi dilakukan berdasarkan panduan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Bidang Konversi PPDB Kota solo, Kelik Isnawan menambahkan piagam yang masuk semua diverifikasi dengan cermat. “Setiap anak hanya berhak mengajukan satu piagam untuk dikonversi. Biasanya dipilih yang capaian prestasinya paling tinggi,” ungkapnya.

Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati mengungkapkan tuntutan wali murid SDN 15 Solo tidak bisa dipenuhi. Pemberian nilai konversi piagam prestasi adalah wujud penghargaan pemerintah terhadap prestasi siswa. “Meskipun seorang siswa hanya bertugas membawa bendera, tapi dia masuk dalam tim yang akhirnya menang lomba. Bisa jadi kalau benderanya kurang satu, tidak akan menang lomba. Jadi apapun posisinya, siswa dalam satu tim mendapatkan nilai konversi yang sama,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya