SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes ketrampilan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SD (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Sekolah dasar (SD) negeri favorit yang terletak di tengah Solo kebanjiran pendaftar dalam pendaftaran siswa baru 2017 ini.

Solopos.com, SOLO—Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SD dilarang menggelar tes baca, tulis, dan hitung (calistung) kepada calon siswa yang akan masuk ke sekolah. Sebagai pengganti sekolah menggelar tes menyanyi, menggambar, dan wawancara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Larangan tes calistung bagi anak yang akan masuk SD berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 17/2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. PP itu mengacu Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ekspedisi Mudik 2024

Di SDN Mangkubumen Kidul No. 16 Solo, Selasa (20/6/2017) pagi, contohnya. Beberapa pendaftar diminta masuk salah satu ruang kelas untuk mempraktikkan kebolehan mereka menyanyi dan melukis. Pada hari pertama PPDB atau Senin (19/6/2017), sekolah yang masuk kategori SD negeri favorit itu telah menyeleksi 115 calon siswa.

Kepala SDN 16, Surati, mengatakan wawancara, menggambar, dan menyanyi bisa menunjukkan tingkat kemandirian dan keterampilan calon siswa. Observasi tersebut juga bisa digunakan sebagai dasar melihat tingkat kepercayaan diri anak yang sangat memengaruhi proses belajarnya.

“Guru-guru di sini terbiasa menghadapi anak kecil. Mereka bisa mengetahui kelayakan siswa tanpa melakukan tes calistung,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di kantornya. Ia mengatakan kuota siswa SDN 16 adalah tiga kelas paralel untuk siswa Kelas I. Akan ada 84 siswa yang diterima karena masing-masing kelas terdiri atas 28 siswa. “Saat wawancara kami menanyakan hal-hal umum seperti nama lengkap, nama orang tua, nama saudara, dan lainnya. Jawaban anak bisa menunjukkan kematangan dirinya,” tutur dia.

Setelah pendaftaran pada Senin-Rabu (19-21/6/2017), sekolah langsung mengumumkan siapa saja pendaftar yang diterima pada Kamis (22/6/2017). “Masih ada kesempatan bagi pendaftar yang tidak diterima untuk mendaftarkan diri ke sekolah lain yang kuotanya belum terpenuhi,” kata dia.

Guru olahraga SDN Mangkubumen Lor No. 15, Hari Sutrisno, mengatakan sudah ada 88 pendaftar dari kuota sebanyak 84 kursi. Dia meminta calon siswa bernyanyi dan menggambar dalam seleksi. “Sekolah ini memiliki ekstrakurikuler menyanyi dan mewarnai,” kata dia.

Namun, ia menyatakan kemampuan menyanyi dan menggambar bukan penentu calon siswa diterima atau ditolak. Kriteria utama adalah usia yang memenuhi standar yakni idealnya tujuh tahun. Selanjutnya adalah kedekatan tempat tinggal. Kalau masih ada yang ditolak, kriterianya adalah nomor urut pendaftaran. “Tahun ini memang tidak ada batasan kuota dalam kota atau luar kota. Di sini tak sedikit siswa luar kota,” kata dia.

Guru SDN Jagalan No. 81, Bambang Suryo Riyadi, mengatakan sudah ada 40 pendaftar pada hari kedua. Dia sudah menutup pendaftaran karena dari jumlah pendaftar yang ada, mereka dipastikan menolak 12 siswa. Menurutnya, jumlah peminat di SD itu cukup tinggi karena mereka memiliki program unggulan yakni kerawitan. Tak jarang, orang Karanganyar bersekolah di SD tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya