SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

PPDB 2017, SMA/SMK swasta di Sragen kesulitan mendapat murid baru.

Solopos.com, SRAGEN — Pembengkakan kuota siswa SMA/SMK negeri dalam masa pendaftaran peserta didik baru (PPDB) online 2017 membuat sejumlah sekolah swasta di Sragen kesulitan memenuhi kuota mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti yang terjadi di SMK Al Hikmah, Tanon, Sragen. Hingga Jumat (23/6/2017), sekolah itu masih kekurangan 50 siswa. Pengelola sekolah berusaha mengoptimalkan masa pendaftaran yang tersisa hingga 17 Juli 2017.

“Saat ini banyak sekolah swasta kekurangan siswa. Sekolah saya masih kurang 50 siswa. Tapi pendaftaran masih kami buka sampai awal masuk tahun ajaran baru,” ujar Nur Muhammad, Kepala SMK Al Hikmah, Tanon, kepada Solopos.com, Jumat.

Kendati masih membuka pendaftaran, Nur tidak yakin kekurangan 50 murid itu bisa terpenuhi hingga awal tahun ajaran baru. “Ya karena seolah calon siswanya sudah tidak ada, sudah habis,” imbuh dia.

Nur menganalisis terjadi peningkatan kuota penerimaan siswa di sekolah negeri tahun ini dibandingkan tahun lalu. Setelah dilakukan PPDB tahap I dan II ternyata banyak dari kuota tersebut yang tidak terisi.

“Dengan banyaknya kuota kursi sekolah negeri, akibatnya banyak siswa lari ke negeri. Lah wong nilai akhir 9 saja bisa diterima. Di negeri seperti tidak ada proses seleksi, semua masuk,” kritik dia.

Nur mengusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng agar memverifikasi kuota sekolah negeri dan swasta. Verifikasi dimaksud mengacu kepada fasilitas dan sumber daya manusia (SDM).

“Kalau saat ini tidak ada [verifikasi] sepertinya, sehingga setiap kuota yang diajukan sekolah langsung ditetapkan oleh dinas. Ini yang memicu munculnya persoalan baru-baru ini,” ujar dia.

Pendapat senada disampaikan Ali Rahmanto, Kepala SMK Attaqwa, Miri, Sragen, saat dihubungi Solopos.com via ponsel, Jumat. Tahun ini sekolahnya membuka penerimaan siswa baru untuk dua jurusan.

Salah satu jurusan sudah ada 30 pendaftar dari total kuota 32 siswa. Jurusan satu lagi baru ada 12 pendaftar dari kuota 25 siswa. “Biasanya titip nama sampai 70-an anak. Ini sedikit sekali,” tutur dia.

Ali menyatakan fenomena sekolah swasta kekurangan pendaftar baru terjadi tahun ini. Dia menduga penyebabnya penambahan kuota siswa baru di hampir semua sekolah negeri di Sragen.

“Hampir semua sekolah negeri ambil ambang batas atas jumlah atau siswa. Hanya satu sekolah negeri di Sragen yang tidak melakukan itu. Alhasil ya kami-kami kesulitan dapat murid baru,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya