SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ospek

PPDB 2016 di Gunungkidul telah selesai dan kegiatan beljar mengajar akan dimulai

 

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul melarang kegiatan orientasi studi dan pengenalan kampus atau ospek di sekolah dengan melakukan tindakan berbau kekerasan dan pembodohan. Upaya ini merupakan tindak lanjut atas keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan No.18/2016, yang melarang segala bentuk perploncoan.

Rencananya masa orientasi siswa baru atau yang sekarang diubah dengan nama Pengenalan Lingkungan Sekolah dilakukan mulai 18-20 Juli mendatang. Untuk mendukung kegiatan tersebut sesuai dengan arahan menteri, disdikpora telah membuat surat edaran agar tidak melaksanakan ospek yang aneh-aneh.

Sekretaris Disdikpora Gunungkidul Bahron Rasyid berharap, pelaksanaan PLS dapat berjalan lancar. Pihak sekolah pun diminta untuk menaati surat edaran, di mana tidak boleh ada unsur kekerasan atau pembodohan.

Oleh karenanya, dalam kegiatan pengenalan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, tidak ada lagi hal-hal yang aneh, seperti menggunakan tas kresek, rabut dikucir yang aneh, pemakaian topi dari kukusan hingga penggunakan tali atau sepatu yang berbeda.

“Ancaman jika melanggar tidak main-main. Jadi saya minta, semua sekolah di Gunungkidul bisa menaati aturan tersebut,” kata Bahron kepada wartawan, Senin (11/7/2016).

Dia menambahkan, materi selama ospek berlangsung harus memberikan manfaat bagi siswa baru. Selain untuk mengenal seluk beluk sekolah, materi yang diberikan bisa berisi tentang kegiatan positif seperti bahaya narkoba hingga ketertiban dalam berlalulintas.

“Saya harap di hari pertama, para wali murid juga bisa hadir, sehingga tahu bagaimana kondisi sekolah, dengan harapan bisa ada koordinasi yang baik untuk pembimbingan siswa didik,” ujar mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah ini.

Disinggung mengenai, partisipasi siswa senior dalam kegiatan PLS, Bahron mengaku masih akan melibatkan. Hanya saja, keterlibatan hanya sebatas membantu, sedang tanggungjawab dan pelaksanaan kegiatan sepenuhnya berada di tangan para guru.

“Sifatnya hanya membantu seperti mencatat kehadiran atau menyiapkan prasarana yang dibutuhkan selama kegaitan berlangsung. Selebihnya, siswa senior tidak akan dilibatkan karena itu tanggungjawab guru,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya