SOLOPOS.COM - Warga Tambak Lorok, Semarang menunjuk ke jalan yang digenangi rob dan terancam tenggelam. (Bisnis/M Faisal Nur Ikhsan)

Solopos.com, SEMARANG — Kondisi kampung nelayan di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, terus tenggelam dan semakin memprihatinkan.

Hampir setiap hari kampung di sudut utara Kota Semarang itu digenangi air. Bukan dari hujan, genangan itu berasal dari limpahan air laut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejak dulu, Tambak Lorok dan kawasan lain di Semarang Utara memang terancam tenggelam karena menjadi langganan banjir rob.

Rob terjadi karena laju penurunan permukaan tanah di Kota Semarang cukup ekstrem. Saat laut pasang, air akan membanjiri permukiman warga di Tambak Lorok.

Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah mencatat tren penurunan muka tanah cukup massif sepanjang 2015-2020.

Baca juga : Angkringan di Semarang Ini Sajikan Panorama Desa & Berdayakan Warga

Lapan menyebutkan bahwa Kota Semarang bagian utara, termasuk di Kampung Tambak Lorok, mengalami penurunan muka tanah hingga 3 centimeter setiap tahunnya.

Kondisi tersebut tentu bukan kabar baik, bagi warga Tambak Lorok. Namun mereka juga tak punya banyak pilihan.

Warga Kampung Tambak Lorok tetap bertahan di rumah yang telah mereka tempati secara turun-temurun meski nyaris tenggelam. Sementara pemerintah, baik kota maupun provinsi terkesaan abai dengan kondisi tersebut.

Slamet Ari Nugroho, warga Tambak Lorok sekaligus Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang, mengisahkan kian parahnya dampak banjir rob di lingkungannya semakin menguatkan misi advokasi yang dilakukannya. Terutama perihal dampak perubahan iklim yang dirasakan langsung oleh warga Tambak Lorok.

“Saya dari kecil hidup di Tambak Lorok. Dulu, mungkin banjir rob itu paling banyak 3 kali lah dalam setahun. Sehari dua hari sudah surut. Ini sudah dua tahun lebih banjir rob,” jelas Ari ketika ditemui Bisnis.com pada Desember 2021 lalu.

Baca juga : Mengatasi Banjir Rob Layak Jadi Laboratorium Mitigasi Krisis Iklim

Banjir rob di Kampung Tambak Lorok memang terjadi tidak merata. Seluruh Kampung Tambak Lorok di Semarang belum tenggelam akibat banjir rob tersebut. Meskipun demikian, tingginya mobilitas masyarakat di kampung nelayan tersebut meningkatkan bahaya sekaligus dampak banjir rob bagi kehidupan masyarakat.

“Saya kalau ke rumah orang tua, setiap hari ada rob. Kalau dilewati itu sudah ada lumut jalannya. Lokasinya persis di sebelah Pasar Tambak Lorok. Kondisi itu jadi lebih parah karena di situ ada tempat pembuangan sampah, itu baunya sampai ke kampung-kampung,” jelas Ari.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Tambak Lorok, Potret Buram Gempita Pembangunan Kota Semarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya