SOLOPOS.COM - Salah satu produk olahan Desa Jemowo berupa keripik pisang. (Istimewa/Desa Jemowo)..

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Desa Jemowo, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali berencana mengembangkan potensi desa di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kepala Dusun I Desa Jemowo, Ngatimo menyebutkan setidaknya sudah ada tiga kelompok UMKM yang berdiri di Desa Jemowo semenjak dua tahun menjadi desa di wilayah pemekaran Kecamatan Tamansari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Jumlah anggota dari ketiga kelompok UMKM masing masing ada sebelas orang, delapan orang, dan empat orang. Dengan ketua yang berbeda, tiga kelompok UMKM di Desa Jemowo bergerak di bidang yang sama.

“Ketiga UMKM yang ada di Desa Jemowo bergerak di produksi olahan makanan. Salah satu kelompoknya bernama kelompok Hadi Makmur,” ucap Ngatimo saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Jemowo pada Senin (25/7/2022).

Ia menyebutkan, kelompok Hadi Makmur sudah eksis beberapa tahun sebelum pandemi. “Ada dampak akibat pandemi, tapi UMKM kami masih bisa bertahan sampai saat ini,” kata dia.

Baca juga: Pasar Desa Jemowo 50 Tahun Berdiri, Satu-satunya di Kecamatan Tamansari

Produk UMKM tersebut yakni makanan oleh-oleh seperti keripik pisang, keripik belut dari daun ketela, keripik cumi, dan aneka makanan oleh-oleh lainnya.

Selain UMKM Hadi Makmur, kelompok UMKM Karya Mandiri yang anggotanya ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) juga memproduksi olahan aneka sambal.

Produk olahan UMKM dari Desa Jemowo dipasarkan di wilayah sekitar Boyolali dan Klaten. Produk makanan oleh-oleh banyak dicari masyarakat pada saat hari lebaran.

Namun demikian, Ngatimo menceritakan setiap hari tetap ada aktivitas pemasaran dari UMKM di desa nya. Pemasaran paling banyak dari UMKM tersebut adalah keripik pisang.

Mendekati lebaran, produksi keripik pisang milik UMKM desa Jemowo mencapai satu ton. Keripik pisang dipasarkan oleh UMKM kepada reseller atau konsumen langsung. Keripik pisang dipasarkan seharga Rp65.000 per kilogram dengan isian sekitar 5 kilogram per kemasan.

Baca juga: Kecamatan di Boyolali Ini Belum Punya KUA, Kalau Mau Nikah Bagaimana?

Produksi keripik pisang yang dilakukan oleh UMKM, diawali karena jumlah panen buah pisang di Desa Jemowo relatif banyak, namun buah pisang tersebut dijual dengan harga yang murah.

“Karena murah, muncul inisiatif untuk membentuk UMKM dengan menggandeng pihak ketiga mengolah buah pisang tersebut menjadi keripik pisang,” ucap dia saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Jemowo, Senin (25/7/2022).

Agar lebih terarah, pihak desa berencana mengelola seluruh UMKM yanga ada di Desa Jemowo melalui pembentukan Badan usaha milik desa (BUMDes). Wacana pembentukan BUMDes di Desa Jemowo telah berjalan sejak awal 2022.

BUMDes diharapkan dapat menjadi wadah yang menampung semua unit-unit usaha yang ada di Desa Jemowo, termasuk UMKM didalamnya.

Baca juga: Belum Punya SMA, Murid SMP jadi Paskibra Upacara HUT RI di Tamansari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya