SOLOPOS.COM - Ilustrasi tsunami. (Freepik.com)

Solopos.com, CILACAP — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di pesisir selatan Jawa, khususnya Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), untuk tidak panik terkait pemberitaan tentang potensi gempa bumi megathrust dan tsunami setinggi 10 meter. Pihak BMKG saat ini pun telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan mitigasi agar dampak yang disebabkan bencana tersebut tidak besar.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa (2/8/2022), menyebutkan Kabupaten Cilacap di Jateng memang wilayah yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini dikarenakan secara geotektonik, terdapat zona subduksi, yaitu daerah pertemuan lempeng Indo-Australia yang masuk menyusup ke bawah lempeng Eurasia di utara. Akibat dari aktivitas di zona subduksi ini, berdasarkan kajian saintifik, ada tiga segmen zona megathrust di selatan Pulau Jawa yang menyimpan akumulasi energi gempa bumi terpicu bisa mencapai Magnitudo 8,7.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Oleh karena hal itu, Setyoajie pun menilai Cilacap memiliki potensi terjadi gempa bumi dan tsunami dahsyat. Kendati demikian, gempa bumi dan tsunami adalah peristiwa alam yang hingga kini belum bisa diprediksi kapan terjadi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Potensi gempa bumi dengan magnitudo 8,7 bukanlah prediksi, sehingga kapan pun bisa terjadi, tidak ada yang tahu. Namun, kita masih memiliki waktu untuk menyiapkan diri dan menata mitigasi bencana sebaik mungkin,” tulisnya dalam keterangan resmi.

Setyoajie menilai saat ini upaya yang patut dilakukan guna mengantisipasi dampak dari potensi tsunami di Cilacap itu adalah tahapan mitigasi yang harus dilakukan sedini mungkin dan bersifat pentahelix.

Baca juga: Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG: Jangan Panik

Untuk mengidentifikasi dampak dari potensi gempa bumi M8,7 di pesisir selatan Jawa, BMKG juga telah melakukan simulasi potensi landaan gelombang tsunami di Kabupaten Cilacap melalui pemodelan numerik berdasarkan skenario terburuk

“Tujuan dari pemodelan tsunami ini adalah sebagai acuan mitigasi konkret untuk pengurangan risiko bencana serta membantu pemerintah daerah memetakan tahapan mitigasi yang diperlukan sebagai upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi dan tsunami,” jelasnya.

Setyoajie juga menilai melalui Sekolah Lapang Gempabumi di Kabupaten Cilacap, yang digelar pekan lalu, diharapkan mampu menguatkan peran BPBD sebagai simpul utama rantai komunikasi di daerah dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada masyarakat dan SKPD terkait peringatan dini atau potensi tsunami.

Baca juga: Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, Ini Sebabnya

“Hal itu untuk membangun sikap tanggap gempa bumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah yang berada di wilayah potensi gempabumi dan tsunami serta mewujudkan masyarakat siaga tsunami [tsunami ready community] yang diakui secara internasional,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya