SOLOPOS.COM - Ilustrasi tsunami (geodesigeodinamik.ft.ugm.ac.id)

Solopos.com, CILACAP — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan adanya potensi tsunami setinggi 10 meter di Cilacap, Jawa Tengah.

Oleh sebab itu, masyarakat di pesisir pantai Cilacap diminta untuk meningkatkan kesiap-siagaan guna mengantisipasi dampak terburuk dari bencana tersebut.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan Cilacap yang beradadi garis pantai selatan Jawa menghadap langsung ke zona tumbukan lempeng, antara Samudra Hindia dan Eurasia.

“Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 m di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempabumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” ujar Dwikorita saat membuka sekolah lapang gempa bumi (SLG) yang digelar BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara di Cilacap, Jawa Tengah Rabu (27/7/2022).

Meskipun demikian, Dwikorita menyebut prakiraan itu bukanlah ramalan. Melainkan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan. Namun, waktu pasti kejadian tersebut belum dapat diketahui. Mengingat sampai saat ini belum ada satu pun teknologi yang mampu memprediksi terjadinya gempa.

Baca juga : Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG: Jangan Panik

Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, zona subduksi lempeng itu sudah ada sejak jutaan tahun lalu.

Akibat tunjaman lempeng ini, maka di bidang kontak antar lempeng terbentuk medan tegangan (stress batuan) yang dapat memicu gempa kuat bahkan tsunami di Cilacap dan pesisir selatan Jawa lainnya.

“Masyarakat Pesisir Cilacap tidak perlu cemas dan takut, yang kami sampaikan adalah potensi bukan prediksi, kapan gempa terjadi tidak ada yang tahu, belum dapat diprediksi. Potensi ancaman itu sama untuk semua pantai barat P. Sumatra dan selatan P. Jawa, kita harus menyiapkan upaya mitigasi konkret,” paparnya dikutip dari akun twitternya @daryono.

Megathrust

Dia menambahkan, potensi gempa megathrust adalah nyata, didasarkan sumber gempa, sejarah gempa dan tsunami masa lalu, dan aktivitas kegempaan terkini.

Hanya saja, Daryono menyebut belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan terjadinya gempa dan tsunami. Oleh sebab itu, dalam ketidakpastian kapan terjadi maka masyarakat diminta untuk melakukan upaya mitigasi guna meminalisasi dampak potensi tsunami di Cilacap.

Baca juga : Arti Mimpi Kegelapan, Pertanda Masa-Masa Sulit Bakal Datang?

Daryono mengatakan prediksi unsurnya adalah besaran ancaman, lokasi, dan kapan terjadinya. Hal paling mudah yang dapat dilakukan masyarakatnya dalam menyelamatkan diri dari tsunami adalah membangun sikap peka terhadap gejala alam.

Semisal jika merasa ada guncangan kuat atau guncangan tidak terlalu kuat, tetapi mengayun relatif lama maka segera lakukan evakuasi mandiri, menjauh dari pantai.

Selain itu, katanya, penting bagi pemerintah daerah merencanakan tata ruang pantai berbasis risiko tsunami yang bersumber dari pemodelan bahaya tsunami hasil kajian dengan skenario terburuk.

Baca juga : Asal-Usul Pantai Bandengan Jepara

“Pemda harus menindaklanjuti Sekolah Lapang Gempa BMKG dengan membentuk komunitas siaga tsunami di masing-masing desa pesisir, memberi pemahaman evakuasi mandiri bagi warga pesisir, latihan evakuasi (drill) berkala, menyiapkan jalur evakuasi, rambu evakuasi & mambangun tempat evakuasi aman,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya