SOLOPOS.COM - Ilustrasi batu gamping (Istimewa/Shopee)

Solopos.com, WONOGIRI -- Nilai investasi di Wonogiri terlalu kecil dibandingkan potensi yang dimiliki. Nilai investasi Wonogiri tercatat kurang dari 0,5 persen jika dibandingkan nilai investasi Jawa Tengah.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi Wonogiri pada 2019 mencapai Rp58,52 miliar. Nilai tersebut hanya untuk investasi yang digulirkan investor dalam negeri alias penanaman modal dalam negere atau PMDN.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Investasi senilai itu berhasil memberikan pekerjaan kepada 437 tenaga kerja. Jika dibandingkan total investasi PMDN Jawa Tengah yang menembus Rp18,65 triliun pada 2019, investasi di Wonogiri hanya 0,31 persen.

Rotary Solo Raya Gandeng Bhayangkari Bagikan Bingkisan untuk Anak TK dan Yatim

Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA), nilai investasi Wonogiri tercatat Rp1,76 miliar dengan tenaga kerja dalam negeri 611 dan dua tenaga kerja asing. Realisasi investasi PMA di Wonogiri bahkan tercatat hanya 0,06 persen dari investasi Jawa Tengah yang mencapai Rp2,72 triliun.

Menurut data DPMPTSP Jawa Tengah tersebut, nilai investasi Wonogiri, khususnya PMDN, di bawah lima kabupaten/kota di Soloraya. Wonogiri hanya unggul dari Sragen dalam hal investasi PMDN.

Sementara itu, sepanjang 2015-2019, Wonogiri pernah mencapai investasi tertinggi dengan nilai Rp229,33 miliar pada 2015 dan Rp222,71 miliar pada 2016. Namun, tiga tahun berikutnya, yakni 2017-2019, nilai investasi Wonogiri jeblok.

Walah! Penganiayaan Ibu-Anak oleh Sopir di Sulsel Ternyata Rekayasa

Tak Sebanding dengan Potensinya

Bahkan, nilai investasi PMDN Wonogiri pada 2017 hanya Rp41,83 miliar. Meski, di sisi lain, berdasarkan survei, investor menilai Wonogiri termasuk kabupaten pro-investasi. Ini ditandai Wonogiri menempati urutan ke-2 sebagai Kabupaten Paling Pro Investasi di Jawa Tengah pada November 2018.

Nilai investasi yang hanya puluhan miliar rupiah itu tak sebanding dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan catatan Solopos.com yang merujuk Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah atau LPPD 2018, potensi batu gamping diperkirakan mencapai 3,599 miliar meter kubik atau m3 (di data tertera 3.599 juta m3).

Molor, Begini Nasib Penyediaan Internet Murah di Area Blank Spot Wonogiri

Sesuai Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 543/30 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Bukan Logam dan Batuan, nilai batu gamping Wonogiri dipatok Rp70.000 per meter persegi. Artinya, nilai seluruh batu gamping di Kabupaten Gaplek itu diperkirakan mencapai Rp252 triliun.

Pemkab Wonogiri bukannya tak menyadari ketimpangan tersebut. Komitmen Pemkab Wonogiri mendukung investasi dipertegas dengan disahkannya Perda RTRW 2020-2040 melalui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Wonogiri, Selasa (14/7/2020).

PDIP Solo Bantah Tudingan Sapu Bersih Pendukung Gibran

RTRW Perjelas Kawasan Industri

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menilai Wonogiri memiliki potensi-potensi “seksi” untuk menarik investor, termasuk batu gamping Wonogiri. Dengan regulasi itu, RTRW jelas sehingga investor bakal lebih mudah menentukan wilayah investasi.

“Potensinya mendukung, ada JLS [jalan nasional], potensi melimpah, tenaga kerja di Wonogiri banyak. Sebelumnya ada informasi akan ada investor yang mau membangun industri semen di wilayah selatan. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut karena belum ada kejelasan soal kawasan industri di sana. Perda RTRW yang baru ini memperjelas semuanya,” kata Bupati kepada wartawan kala itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya