SOLOPOS.COM - ilustrasi pelelangan ikan hasil tangkapan. (JIBI/dok)

Potensi perikanan di Cilacap diharapkan memberikan hasil memuaskan kepada nelayan.

Kanalsemarang.com, CILACAP- Nelayan di Pesisir Selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengharapkan hasil panen ikan mengalami peningkatan dibanding sebelumnya karena sekarang sedang berlangsung kemarau panjang.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

“Awal bulan September diperkirakan merupakan awal musim panen ikan. Mudah-mudahan hasilnya lebih bagus dari musim panen sebelumnya,” kata salah seorang nelayan, Harjo, 48, di Cilacap, Senin (31/8/2015).

Menurut dia, saat ini sebagian besar nelayan tradisional sudah melaut karena beberapa jenis ikan mulai bermunculan di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Alhamdulillah, kemarin saya memperoleh udang dan ikan meskipun belum banyak,” katanya.

Ia mengharapkan musim kemarau berlangsung panjang seperti yang diprakirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) agar hasil tangkapan berupa ikan pada musim panen kali ini bisa maksimal.

“Apalagi saat ini ubur-ubur mulai muncul. Kalau musim hujannya datang lebih cepat, ubur-uburnya bakal hilang,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Indon Tjahjono mengakui jika saat ini sebagian besar nelayan tradisional di Cilacap telah berangkat melaut.

Dengan demikian, kata dia, jarang ditemui perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di daratan seperti beberapa waktu sebelumnya.

“Teman-teman yang berangkat (melaut) sudah ada hasilnya. Udang sudah mulai muncul sedikit-sedikit, kemarin juga ada yang dapat ikan gogokan, ubur-ubur juga sudah mulai ada meskipun masih agak kecil,” katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa ikan-ikan di perairan selatan Jateng dan DIY itu masih sporadis atau berada di wilayah-wilayah tertentu karena belum banyak.

Oleh karena itu, dia mengharapkan hasil panen ikan yang ditangkap nelayan Cilacap bisa lebih bagus dibanding sebelumnya karena datangnya musim hujan berlangsung normal.

“Di sisi lain, kalau musim kemaraunya panjang, kasihan juga petani dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan kekeringan. Namun Gusti Allah mengaturnya seperti itu,” katanya.

Dalam hal ini, kemarau panjang membawa berkah bagi nelayan namun menyulitkan petani dan sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya