SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sektor perekonomian syariah di DIY belum tergarap semua.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ilustrasi uang tunai rupiah. (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis/dok)

Harianjogja.com, JOGJA—Potensi perekonomian syariah yang bisa dikembangkan di DIY masih besar. Sayangnya lingkup pembahasan selama ini masih terbatas.

Ketua Umum Pengurus Wilayah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY Herry Zudianto mengatakan, ekonomi syariah masih diidentikkan dengan lembaga keuangan. Alhasil, ekonomi syariah seolah-olah hanya terdapat pada lembaga keuangan misalnya bank syariah. “Kita bicara syariah, sesungguhnya ekonomi secara total dan riil,” ungkap dia beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan, sektor perekonomian syariah di DIY belum tergarap semua. Ia mencontohkan, pertumbuhan hotel yang begitu pesat tidak diikuti dengan hotel yang berbasis syariah. “Segini banyak hotel tumbuh di Jogja, tapi baru satu yang akan mengusung konsep syariah,” ujar dia.

Hal senada ia lontarkan untuk predikat DIY yang dikenal sebagai pusat kuliner. Selama ini belum diangkat kuliner DIY misalnya 70% dijamin kehalalannya dan dijamin Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Penerapan syariah juga bisa dilakukan pada rumah sakit. Penerapan nilai syariah bisa dilakukan dalam makanan untuk pasien yang dijamin kehalalannya. Pihak rumah sakit harus memastikan bahan makanan baik dari suplier maupun proses memasaknya sesuai dengan nilai syariah. Selain itu, konsep syariah di rumah sakit bisa diterapkan dalam pelayanan di mana setiap perawat dan dokter melayani pasien dengan ramah dan penuh kasih sayang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya