SOLOPOS.COM - Ilustrasi parkir. (JIBI/Solopos/Antara)

Potensi parkir di Solo terancam berkurang.

Solopos.com, SOLO — Potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi parkir terancam hilang Rp200 juta. Hal ini seiring rencana penataan sejumlah kawasan parkir di Kota Bengawan di tahun depan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perparkiran M. Usman mengatakan beberapa lokasi parkir yang dibidik akan ditata di antaranya di Jl. dr Radjiman, Jl. Gatot Subroto dan Jl. Slamet Riyadi.

Penataan kawasan parkir Jl. Radjiman dan Jl. Gatot Subroto akan dikerjakan setelah proyek pembangunan walking street rampung akhir tahun ini.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami akan menerapkan valet parkir di Jl. dr Radjiman dan Jl. Gatot Subroto. Jadi nanti ada slot-slot parkir yang hilang,” katanya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Jumat (2/12/2016).

Sedangkan penataan parkir Jl. Slamet Riyadi dilakukan seiring rencana penerapan contra flow atau melawan arus bus Batik Solo Trans (BST) di jalan utama Kota Bengawan tersebut.

Dengan demikian pihaknya akan menata ulang parkir tepi jalan (on street), saat contra flow diberlakukan dari kawasan Gladag menuju persimpangan Gendengan.

Rencananya kapasitas ruang parkir akan dikurangi, guna mendukung penerapan contra flow tersebut. Pengurangan satuan ruang parkir (SRP) dilakukan dengan mengubah sudut atau kemiringan parkir kendaraan.

“Saat ini kemiringan kendaraan atau sudut parkir di Jalan Slamet Riyadi, mulai persimpangan Gendengan hingga Gladag 60-90 derajat. Nanti akan diterapkan parkir paralel dengan bahu jalan alias nol derajat,” terang Usman.

Pengurangan SRP dan revisi sudut parkir dimaksudkan sebagai antisipasi kepadatan lalu lintas setelah satu lajur di ruas jalan sisi selatan dibebaskan dari kendaraan pribadi. Rencananya, lajur tersebut dikhususkan bagi BST yang melintas dari timur ke barat.

Berdasarkan penghitungannya, kapasitas ruang parkir akan berkurang sekitar 60 persen dari kapasitas sekarang. Biasanya mampu menampung 400-an kendaraan, ke depan bisa digunakan 150 unit kendaraan.

“Jadi secara otomatis penataan ini berdampak pada pendapatan parkir. Kami menghitung sekitar Rp200 juta pendapatan parkir yang terancam hilang,” katanya.

Kepala Dishubkominfo Solo Yosca Herman Soedrajat sebelumnya mengatakan tengah mengkaji pengoperasian jalur contra flow dari Gladag sampai perempatan Gendengan.

Diharapkan jalur berlawanan arah khusus angkutan umum tersebut bisa segera direalisasikan. Saat ini ada 20 bus BST baru, yang rencananya akan dioperasikan di koridor 1 dan melewati jalur contra flow tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya