SOLOPOS.COM - Tanaman janggelan di lahan pengepul janggelan, Sarmin, di Dusun Joso, Desa Temboro, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Sarmin, warga Dusun Joso RT 001/RW 017, Desa Temboro, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, sudah tujuh tahun mengekspor tanaman janggelan hasil panen dari petani Karangtengah.

Selain cengkih, Karangtengah juga dikenal sebagai penghasil janggelan terbanyak. Kualitas janggelan dari Karangtengah terbaik dibandingkan daerah lain seperti Bogor, Banjarnegara, Trenggalek, Magetan, Wonosobo dan lain-lain. Produk janggelan dari Vietnam juga masih kalah kualitasnya dengan Karangatengah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Bibit di semua wilayah sama, tetapi yang membedakan tekstur tanahnya. Tanah yang bagus ditanami janggelan hanya di wilayah pegunungan Karangtengah dan perbatasan Kabupaten Pacitan,” kata dia saat ditemui di rumahnya, Rabu (26/2/2020).

Ratusan Jemaah Umrah Indonesia Tertahan di Turki Segera Dipulangkan

Ekspedisi Mudik 2024

Janggelan mulai banyak ditanam di Karangtengah sejak 1991. Bibit berasal dari Kabupaten Magetan. Setelah ditanam di Karangtengah hasilnya lebih bagus, akhirnya banyak pembeli menginginkan produk janggelan dari Karangtengah.

Sarmin mengekspor janggelan ke China, Taiwan, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Sarmin mulai menjadi pengepul sejak 2006. Saat itu ia hanya menyetor janggelan ke wilayah lokal saja.

Pada 2009 ia mulai memperluas penyetoran janggelan hingga ke Semarang. Kemudian pada 2012 ia mulai mengekspor ke China.

Pemkot Solo Lakukan Ini Demi Tambah Ruang Terbuka Hijau

Setiap pekan, ia memenuhi permintaan pembeli dari China sebanyak 16 ton. Satu kilogram janggelan, untuk daun dijual dengan harga Rp30.000, untuk batangnya Rp20.000.

Jika saat panen raya, hasil janggelan dari petani minimal 500 ton. Jika hasil panen bagus mencapai ribuan ton. Tetapi hasil panen para petani tidak ia ambil semua, karena di Karangtengah ada sekitar 10 pengepul janggelan.

Menurut dia, potensi hasil panen janggelan di Karagtengah luar biasa. Selain didukung oleh tekstur tanah bagus, janggelan merupakan jenis tanaman yang cepat masa panennya.

Visa Umrah Disetop, Biro Soloraya Terancam Rugi Miliaran

“Setelah ditanam bisa dipanen tiga bulan. Itu kan cuma dipangkas atasnya jadi masih bisa tumbuh lagi. Dua bulan kemudian bisa dipanen lagi, kemudian untuk panen ke tiga hanya menunggu waktu satu bulan saja, karena akarnya sudah kuat. Sebenarnya janggelan itu tidak mati jika tidak ada musim kemarau,” beber dia.

Pada 2019, harga janggelan melonjak. Hal itu disebabkan jumlah panen mengalami penurunan, karena terjadi kemarau panjang. Sehingga banyak janggelan yang mati.

Karyawan tengah packing janggelan di gudang milik Sarmin, di Desa Balepanjang, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. (Istimewa)

Karyawan tengah packing janggelan di gudang milik Sarmin, di Desa Balepanjang, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. (Istimewa)Sejak September 2019, ia sudah tidak lagi mengekspor janggelan ke luar negeri. Karena harganya terlalu tinggi, sehingga pembeli dari luar negeri tidak mampu untuk membeli. Untuk yang dijual ke pembeli lokal saja saat ini mencapai Rp40.000 ke atas.

“Ini sudah memasuki musim penghujan, petani mulai menanam janggelan lagi. Kalau sudah ada hasil bisa mengekspor barang lagi ke luar negeri,” terang dia.

Diharapkan Jadi Bahan Bakar Masa Depan, Ini Kelebihan dan Kelemahan Hidrogen

Saat ini, ia menanam jangelan dengan sistem mulsa di lahan miliknya seluas 1.000 meter persegi, tujuannya untuk menjaga kelembapan tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit, sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian Karangtengah, Dwi Heru Widodo, mengatakan di saat tanaman cengkih banyak yang mati, janggelan bertahan bagus.

“Di antara tanaman lain, janggelan satu-satunya tanaman yang masih bertahan dan pasarnya masih bagus. Saat ini cengkih dan merica sudah banyak yang terserang virus, sehingga banyak yang mati dan panennya berkurang banyak,” kata dia saat dihubungi , Kamis (27/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya