SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SRAGEN – Seorang anak dan ibu di wilayah Kelurahan Sragen Wetan, Sragen,, Jawa Tengah, meninggal dunia lantaran diduga terkonfirmasi positif Covid-19 dan disertai komorbid. Dua kasus tersebut bagian dari 22 kasus kematian pasien Covid-19 selama sepekan terakhir terhitung Senin-Senin (19-26/4/2021).

Sementara penambahan kasus baru di Sragen dalam sepekan tersebut mencapai 275 orang atau 34 orang dalam sehari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang Ketua RT di wilayah Sragen Wetan, Sragen, Joko Santoso, saat dihubungi Solopos.com, Senin (26/4/2021), mengatakan seorang nenek-nenek berumur 70 tahun, berinisial Ngt, meninggal dunia pada Minggu (25/4/2021) sore.

Baca juga: Harta Bos Semut Rangrang Sragen Dirampas Negara, Korban Menjerit: Ini Tidak Adil!

Ekspedisi Mudik 2024

Jenazah perempuan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 itu, kata dia, meninggal dunia di RSUD Sragen dan baru dimakamkan Senin. Joko menerangkan sepekan sebelumnya, anak perempuan lanjut usia itu, DW, 46, juga meninggal mendadak dan setelah diambil specimen swab juga terpapar Covid-19.

“Ibu dan anak itu meninggal dalam selang waktu sepekan. Masih ada anak sulung ibu itu yang sekarang masih dirawat di rumah sakit. Selain itu, ada tetangganya yang tinggal dalam satu kompleks rumah juga ikut terkonfirmasi positif Covid-19. Lingkungan berusaha melakukan penyemprotan disinfektan untuk antisipasi munculnya kasus baru. Masyarakat juga sudah menjaga jarak sementara untuk menghindari persebaran virus itu,” ujar Joko.

Kepala Kelurahan Sragen Wetan Yonanto mengatakan jumlah kasus Covid-19 selama April 2021 di Sragen Wetan sebanyak 29 kasus dan enam orang di antaranya meninggal dunia.

“Kami dengan Bu Bidan melakukan tracing kontak erat yang bersangkutan. Kemudian bekerja sama dengan Satgas Jogo Tonggo untuk mengawasi hasil tracing untuk isolasi mandiri di rumah. Sambil menunggu jadwal rapid antigen/swab PCR dari puskesmas,” katanya.

Baca juga: Cuaca di Soloraya Panas Pol, Ini Sebabnya

Kasus Naik Terus

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto, saat dihubungi Solopos.com, Senin siang, membenarkan adanya ibu dan anak yang meninggal dunia di wilayah Sragen Wetan. Hargiyanto mengatakan kasus baru meningkat terus.

Dia mengatakan pemeriksaan PCR ke RSUD dr. Moewardi Solo dilakukan setiap dua hari sekali sehingga ada penummpukan kasus pada hari tertentu. Dia mengatakan mestinya setiap Senin kasusnya tinggi.

“Tinggi jumlah kasus baru dan angka kematian pasien Covid-19 diketahui berdasarkan hasil tracing dan testing. Namun, lebih banyak hasil tracing daripada testing. Setiap satu kasus baru dilakukan tracing 15-30 orang tetapi hasilnya kurang dari 10 orang karena banyak warga yang tidak mau diperiksa untuk tracing. Penghuni Technopark juga bertambah dan sekarang sebanyak 51 orang,” ujarnya.

Baca juga: Pendatang Masuk Sragen Jelang Lebaran Dipantau Ketat dan Ruang Geraknya Dibatasi

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto melihat banyak masyarakat yang melalaikan protokol kesehatan sehingga kasus baru di Sragen meningkat. Dia mengatakan padahal ada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di tingkat desa.

Di sisi lain, Tatag yang juga Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen menyampaikan vaksinasi dua kali itu pun sebenarnya tidak menjamin warga yang divaksin kebal terhadap Covid-19. Dia mengatakan ketika orang sudah divaksin kemudian merasa kebal itu salah.

“Seperti Vaksin Sinovac itu efektivitasnya hanya 65% dan itu terbentuk setelah enam bulan. Artinya, ada potensi tertular itu 35%. Yang paling utama protokol kesehatan, mulai memakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan, dan hindari kerumunan. Jadi protokol kesehatan itu jangan dilalaikan!” ujarnya.

Baca juga: Kabar Gembira! Pengelola Isyaratkan Wisata WGM Wonogiri Buka saat Lebaran

Tatag melihat pengalaman dari kasus kematian ibu dan anak di wilayah Sragen Wetan itu sebenarnya berawal dari ulang tahun si ibu yang kemudian menginginkan anak-anaknya pulang hingga akhirnya anak laki-laki dan ibunya meningeal dunia dalam kondisi terpapar Covid-19.

“Bagaimana mengontrol kalau masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Pakai masker dalam situasi pandemi Covid-19 itu wajib,” katanya.

Tatag meminta Satgas Jogo Tonggo di tingkat desa harus aktif mengingatkan warganya untuk menjaga protokol kesehatan, utamanya pakai masker, jaga jarak, dan hindari kerumunan. Dia berharap ada kesadaran kolektif masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan karena Covid-19 itu bisa datang sewaktu-waktu.

“Pemerintah sudah mengeluarkan banyak regulasi supaya masyarakat disiplin dan jangan abai terhadap protokol kesehatan. Pemudik juga diwaspadai apalagi di DKI Jakarta angka kasus Covid-19 juga meningkat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya