SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi corona atau Covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Kasus positif corona di Soloraya mencapai 39 orang pada Sabtu (18/4/2020). Ada penambahan kasus baru positif corona di Soloraya yang cukup signifikan dalam sehari yaitu 12 kasus.

Penambahan kasus baru ini terjadi di semua wilayah Soloraya, kecuali Wonogiri. Di Kota Solo, ada penambahan 1 pasien positif corona yang merupakan klaster Ijtima Ulama di Gowa. Ini menjadikan positif corona di Solo menjadi 9 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari jumlah tersebut, 6 orang lainnya masih dirawat di sejumlah rumah sakit (RS) rujukan. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan pasien tersebut berasal dari Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

1 Lagi Positif Covid-19 dari Baki Sukoharjo, Suami dari Pasien Sebelumnya

“Iya, tambah jadi sembilan, enam masih dirawat, dua meninggal dunia, dan satu sembuh. Soal lainnya, konfirmasi ke Pak Sekda [(Sekretaris Daerah],” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Positif corona di Karanganyar juga menambah jumlah orang yang terpapar Covid-19 di Soloraya. Total ada 5 kasus, 3 di antaraya dari Colomadu.

Dosen asal Colomadu

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengonfirmasi adanya tambahan pasien Covid-19 berasal dari Gajahan, Colomadu, Karanganyar. Diketahui pasien tersebut merupakan dosen salah satu universitas swasta di Solo.

“Runtutan riwayatnya dia itu kan dosen dan pernah mengikuti seminar di Jakarta. Setelah pulang di merasakan gangguan kesehatan. Dia kemudian periksa ke rumah sakit dan karena riwayat perjalanan kemudian di swab tenggorokannya. Hasilnya baru keluar tadi [Sabtu] sore dan dinyatakan positif,” jelas dia.

Juliyatmono mengatakan selama menunggu hasil swab, yang bersangkutan menjalani karantina mandiri di rumah. Diketahui saat ini pasien tersebut sudah mendapatkan perawatan medis di RS Kasih Ibu, Solo dan dalam keadaan baik.

Boyolali Tak Lagi Zona Hijau, Seluruh Wilayah Soloraya Zona Merah Corona

Positif corona di Soloraya juga bertambah dari kasus di Boyolali. Kasus pertama di Boyolali ini terungkap dari data di laman covid19.boyolali.go.id.

Data di laman Pemprov Jateng yaitu corona.jatengprov.go.id, menyebutkan ada satu pasien positif corona yang tengah menjalani perawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, membenarkan hal tersebut. "Benar, ada kasus positif [Covid-19] di Boyolali saat ini," kata dia kepada Solopos.com.

Penambahan positif corona di Soloraya juga terjadi di Sukoharjo. Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sukoharjo bertambah dan kali ini berasal dari Desa Purbayan, Kecamatan Baki.

Heboh Ribuan Cacing Keluar dari Tanah, Pertanda Apa?

Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Sukoharjo kini menjadi 10 orang. Sebelumnya, ada dua pasien positif lainnya yang juga berasal dari Desa Purbayan.

Pasien Covid-19 yang baru ini merupakan suami dari pasien wanita yang sebelumnya dinyatakan positif. Sebelumnya, ada pula tenaga medis asal Mojolaban yang positif corona.

Zona Merah di Sukoharjo

Kini zona merah pandemi corona di Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Grogol ada tiga kasus, Kecamatan Baki tiga kasus. Menyusul Kecamatan Kartasura dua kasus, Nguter satu kasus, dan Mojolaban satu kasus. Total lima kecamatan masuk zona merah.

Penambahan kasus baru juga terjadi di Sragen. Awalnya ada 2 warga positif corona dan kini menjadi 5 kasus.

Satu kasus dari tiga kasus baru pasien positif Covid-19 tersebut berasal dari wilayah Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, yang meninggal dunia di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada 8 April lalu.

Viral Masker Do Manuto Khas Wali Kota Solo Rudy, Begini Ceritanya!

Dua pasein positif lainnya sudah dirujuk ke RSUD dr. Moewardi Solo pada Kamis (16/4/2020) lalu. Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto menjelaskan satu pasien yang meninggal asal Ngarum, Ngrampal, tersebut baru keluar hasil swab tenggorokan dari laboratorium Jogja dan hasilnya positif.

Pasien tersebut berjenis kelamin laki-laki dan berumur 54 tahun dengan penyakit bawaan diabetes.

“Dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 lainnya terdiri atas laki-laki berumur 50-an tahun dan seorang laki-laki yang berumur 60-an tahun. Keduanya berasal dari wilayah Kecamatan Plupuh dan Sidoharjo. Keduanya masih dirawat di RSUD dr. Moewardi Solo dan kondisinya baik-baik saja,” jelas Sekda.



Klaster Gowa di Klaten

Lonjakan kasus baru positif corona di Soloraya terbanyak ada di Klaten. Awalnya ada dua positif corona di Klaten dan kini menjadi tujuh positif atau ada penambahan lima kasus.

Kelima orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Klaten itu berasal dari wilayah Kecamatan Juwiring dan Wonosari. Sedangkan dua positif corona sebelumnya sudah dinyatakan sembuh.

Duh! Jadwal KA Prameks Dipangkas Mulai Senin

Lima positif corona di Klaten yaitu dua orang dari Juwiring yang menjalani perawatan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten. Kemudian tiga orang dari Kecamatan Wonosari dirawat di RSD Bagas Waras Klaten.

Kondisi kelima pasien berjenis kelamin laki-laki dan berumur antara 40 tahun hingga 60-an tahun itu dinyatakan dalam kondisi stabil dan dirawat intensif di ruang isolasi rumah sakit.

”Kelima orang itu termasuk dalam klaster Gowa [peserta Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan] sehingga secara kumulatif sampai hari ini jumlah pasien positif Covid-19 [di Klaten] menjadi tujuh orang dengan dua orang sudah sembuh,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten.

Tenggelam di WGM Area Nguntoronadi, Mayat Kakek 75 Tahun Ditemukan di Baturetno Wonogiri

Kemudian ada dua positif corona di Soloraya yang berasal dari Wonogiri. Tercatat 1 pasien meninggal dan 1 lainnya dinyatakan sembuh.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri tak membuka data persebaran pasien positif virus corona (Covid-19), pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat ditemui Solopos.com di Sekretariat Daerah (Setda), Rabu (15/4/2020), mengaku memiliki pertimbangan tersendiri mengapa sejak tak membuka data persebaran kasus. Menurut dia masyarakat belum siap menghadapi masalah wabah seperti sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya