SOLOPOS.COM - Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Porda 2015 diharapkan bukan jadi ajang saling merebut atlet.

Harianjogja.com, JOGJA-Soal rebutan atlet jelang Porda, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo mengingatkan, masing-masing Pengda tidak perlu saling gontok-gontokan untuk menyikapi permasalahan yang terjadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, keputusan akan menjadi kontingen daerah mana itu hanya menjadi hak si atlet. Jika atlet sudah punya keinginan untuk membela daerah lain, Pengda tak bisa memaksa meski si atlet lahir dan tinggal di wilayah Pengda itu. Hanya, Gusti mensyaratkan, semuanya harus masih dalam konteks wilayah DIY.

“Akan membela wilayah mana itu hak atlet, jangan dipaksa, yang penting kita tidak kehilangan atlet,” ujar Gusti Prabu beberapa waktu lalu.

Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X itu berharap mengatakan ada sejumlah keberatan yang disampaikan ke pihaknya. Pertama, satu atlet renang dari Kabupaten Bantul dipermasalahkan oleh kontingen Kota Jogja.

Keberadaan atlet yang akhirnya diketahui bernama Pauline tersebut di Bantul dianggal belum sah.
Ada surat protes resmi yang disampaikan ke KONI DIY dari Kota Jogja yang menyebutkan atlet tersebut belum sah pindah dari Jogja ke Bantul. Akhirnya keberadaannya dianggap tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan.

Persoalan kedua muncul dari cabor panahan. Berbeda dengan cabor renang, panahan belum melakukan protes resmi melalui surat. Keberatan yang diajukan baru sebatas secara lisan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya