SOLOPOS.COM - Siklon tropis seroja. (Istimewa/BMKG)

Solopos.com, JAKARTA -- Siklon tropis seroja menjadi penyebab utama munculnya bencana alam di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Siklon ini memicu terjadinya banjir bandang dan longsor.

BMKG mengatakan apa yang terjadi di NTT itu menjadi bukti dampak perubahan iklim global itu nyata adanya. "Perubahan iklim global itu memang nyata, ditandai semakin meningkatnya suhu baik di udara maupun di muka air laut," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin (5/4/2021).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Menurut dia, fenomena ini jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi. Bahkan pada 2017, dalam satu pekan bisa terjadi dua kali siklon tropis.

Baca Juga: Bencana Alam di NTT Renggut Sedikitnya 128 Korban Jiwa, 72 Orang Hilang

Ekspedisi Mudik 2024

"Hal ini menunjukkan memang dampak perubahan iklim global harus benar-benar segera kita antisipasi," kata dia sebagaimana dilansir Antara.

Suhu Permukaan Laut Naik

Perihal siklon tropis seroja di NTT, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini waspada bibit siklon pada 2 April lalu. Beberapa faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit siklon seroja itu yakni suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia. Mencapai lebih dari 26,5 hingga 29 derajat Celsius atau melebihi rata-rata.

"Ada kenaikan dua derajat Celsius itu sudah sangat signifikan untuk kondisi cuaca," kata dia.

Kemudian suhu udara di lapisan atmosfer menengah pada 500 milibar juga semakin hangat lebih dari tujuh derajat Celsius. Dua hal tersebut meningkatkan kelembapan udara dan juga mengakibatkan naiknya tekanan udara.

"Akibatnya terjadi aliran angin karena sifatnya siklonik. Artinya ada pusat kemudian di kelilingi oleh suhu udara yang lebih dingin maka terjadilah aliran masa udara atau angin yang sifatnya siklonik," kata dia.

Baca Juga: Pemerintah Tak Tetapkan Status Darurat Nasional untuk NTT & NTB

Siklon tropis sendiri memberikan dampak berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang. Selain itu memberikan dampak pula pada gelombang laut yang tinggi.

Dwikorita menjelaskan siklon tropis diprediksi masih akan terjadi hingga Selasa (6/4) ini, namun kekuatannya mulai melemah dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.

Kondisi Terkini

Pantauan terkini BMKG, siklon tropis itu sudah menjauhi wilayah Indonesia. "Siklon tropis Seroja terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Pulau Timor, bergerak ke arah Barat Daya menjauhi Wilayah Indonesia," demikian tulis BMKG dalam akun twitternya, @infoBMKG, Selasa.

Berdasarkan pantauan terakhir pukul 01.00 WIB dini hari tadi, siklon tropis Seroja terpantau berada pada koordinat 11,3 derajat Lintang Selatan dan 120,4 Bujur Timur, atau sekitar 180 km sebelah barat daya Sabu. Bergerak dengan kecepatan 17 km/jam ke arah Barat Daya, menjauhi wilayah Indonesia.

Meski begitu, warga diminta untuk tidak lengah. "Tetap waspada, sobat," imbau BMKG.

Baca Juga: Jokowi Minta Para Menteri Keroyokan Tangani Bencana NTT dan NTB

Dampak siklon tropis tersebut terhadap cuaca di Indonesia adalah hujan sedang hingga sangat lebat disertai petir, kilat, dan angin kencang di wilayah NTT dan NTB. Hujan sedang hingga lebat plus kilat dan angin kencang juga terjadi di Bali, Sulawesi Selatan, dan sebagian Sulawesi Tenggara.

Gelombang Laut juga menjadi tinggi di Samudera Hindia selatan NTT hingga Selat Sumba bagian timur sampai Laut Arafuru bagian barat. Ketinggian gelombang bervariasi antara 6 meter sampai paling rendah 1,25 meter.

Hingga hari ini, berdasarkan data dari BNPB, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, serta Menteri Sosial RI Tri Rismaharini (Risma), 10 kabupaten plus 1 kota di NTT terdampak oleh bencana gara-gara siklon tropis Seroja. Bencana berupa banjir bandang, banjir lahar dingin, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya