SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Solopos.com) – Biro Pusat Statistik (BPS) Wonogiri mencatat ada lebih dari 187.000 ekor sapi potong yang dipelihara warga wilayah ini. Jumlah tersebut jauh di atas data Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) yang memperkirakan ada 155.000 ekor.

Kepala BPS Wonogiri, Rahmadi Agus Santosa, ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (12/7/2011) mengungkapkan itu baru data sementara hasil sensus atau pendataan sapi potong/perah dan kerbau (PSKP) yang dilakukan sepanjang Juni 2011 lalu. “Petugas kami masih melakukan entri data. Tapi dari hasil penghitungan cepat kami, begitulah hasilnya. Ada perbedaan cukup jauh antara data sensus ini dibandingkan perkiraan Disnakperla,” kata Agus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perbedaan data itu tidak hanya pada populasi atau jumlah sapi, melainkan juga pada warga pemelihara sapi dan kerbau. Disnakperla tadinya memperkirakan ada 90.000-an warga. Sedangkan hasil sementara PSPK mendapati ada 100.600 pemelihara sapi dan kerbau.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, perkiraan semula Disnakperla bahwa di Wonogiri tidak ada sapi perah juga terbantahkan. Dari hasil PSPK, petugas mendapati ada sekitar 20 ekor sapi perah, meskipun tidak semua sapi itu diperah susunya. Ada yang hanya dipelihara sebagai kepemilikan. Sementara itu, hasil yang berbeda dengan Disnakperla juga terjadi pada pendataan kerbau. Namun, berbeda dengan sapi di mana hasil PSPK lebih banyak, pada pendataan kerbau, PSPK mendapati jumlah yang jauh lebih sedikit.

“Perkiraan Disnakperla kerbau di Wonogiri mencapai 1.400-an ekor, tapi hasil PSPK kemarin ternyata hanya 111 ekor. Tapi ingat, ini baru data sementara. Data pastinya nanti setelah entri data selesai. Kami mengerahkan petugas sampai lembur tiga shift untuk mengerjakan entri data ini,” kata Agus. Agus mengatakan perbedaan data antara PSPK dengan perkiraan dinas sebenarnya tidak hanya terjadi di Wonogiri juga di daerah-daerah lain di Jateng. Dari sisi jumlah, Agus menambahkan sepertinya Wonogiri masih menempati urutan tertinggi pertama di wilayah Soloraya.

Terpisah, Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno mengatakan perbedaan data itu memang sangat memungkinkan terjadi, sebab petugas dinas di lapangan memang hanya memperkirakan. Selanjutnya, begitu BPS menyelesaikan entri data, pihaknya akan menyesuaikan data tersebut. Sedangkan mengenai data jumlah kerbau yang dari hasil sensus ternyata lebih sedikit, Rully mengatakan hal itu karena belakangan ini banyak kerbau Wonogiri yang dijual ke luar daerah, bahkan ke luar provinsi. Sehingga jumlahnya berkurang. “Segera kami akan menyesuaikan data kami karena ini penting untuk pengawasan baik kesehatan maupun populasi,” kata Rully.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya