SOLOPOS.COM - Ilustrasi laga nomor sanda (pertarungan) pelajar atlet wushu. (Facebook.com-Wushu Jawa Tengah)

Popnas XIV yang bakal digelar di Jateng, September 2017 mendatang, disongsong atlet muda wushu tuan rumah dengan serius meski hanya cabang eksibisi.

Semaranpos.com, SEMARANG — Predikat cabang eksibisi tak membuat atlet muda wushu Jawa Tengah memandang sebelah mata persiapan menghadapi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XIV yang bakal digelar di wilayah mereka, September 2017 mendatang.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Bahkan dengan keterbatasan peralatan, para pelajar atlet wushu Jateng tetap menyatakan kesiapan menyukseskan pesta olahraga pelajar Indonesia itu. Sukses itu meliputi prestasi dan penyelenggaraan.

Ketua Harian Pengprov Wushu Indonesia (WI) Jateng Sudarsono mengakui pihaknya tak menampik bahwa status cabang eksibisi itu membuat tim pelajarnya harus bekerja keras dan berjuang sendirian menghadapi Popnas. Perjuangan tersebut dimulai dari menyediakan peralatan atlet, persiapan traning center (TC), jadwal penyelenggaraan, bahkan mencari venue yang representatif  untuk popnas.

“Banyak dinamika yang terjadi di wushu. Peralatan yang dipakai anak-anak itu peninggalan tahun 2014. Kami harus mencari beberapa alternatif venue popnas sebelum akhirnya memilih di Graha Padma,” papar Sudarsono sebagaimana dikutip dalam siaran tim humas kontingen Popnas Jateng yang diterima Semarangpos.com, Senin (21/8/2017).

Meskipun demikian, pihaknya bersyukur dari kesiapan SDM atlet untuk Popnas, tak ada masalah. Wushu mendapatkan kuota delapan atlet di program PPLOP yang dikelola Disporapar Jateng. Dari delapan atlet itu, tujuh di antara mereka adalah atlet nomor sanda (pertarungan) dan seorang atlet nomor taolu (peragaan jurus).

Pola latihan atlet-atlet yang ditempa di PPLOP, menurut dia lebih terprogram. Tanpa bermaksud mengesempingkan peran sasana, atlet PPLOP di nomor sanda menjadi kekuatan utama tim Jateng di Popnas, karena lebih menonjol kualitas tekniknya.

“Harapan kami ke depan, karena wushu sudah diformalkan melalui popnas, maka pada Popda Jateng wushu juga perlu mendapatkan tempat. Jangan cabang kuwi-kuwi wae yang dikembangkan,” ujar wakil ketua umum II KONI Jateng itu.

Popnas wushu akan berlangsung di Tennis Indoor Graha Padma Estate Semarang, 10-13 September 2017. Cabang ini akan mempertandingkan delapan kelas nomor sanda dan delapan nomor taolu.

Kedelapan kelas sanda itu adalah 48 kg, 52 kg, 56 kg, 60 kg, 65 kg putra, serta 48 kg, 52 kg dan 56 kg putri. Sedangkan delapan nomor taolu, yaitu changquan putra dan putri, nanquan + nangun putra, daoshu + gunshu putra, taijiquan-taijijian putra dan putri, nanquan + nandao putri, jianshu dan qianshu putri. “Jateng berkekuatan lima atlet sanda putri dan tiga putri, sedangkan nomor taolu masih terus digodok karena banyak variabel yang menjadi pertimbangan,” tambahnya.

Ditambahkan, bagi para pelajar atlet wushu, penyelenggaraan Popnas XIV 2017 di Jateng ini bernilai istimewa meskipun hanya bersifat eksibisi. Pasalnya, penyelenggaraannya dibarengkan dengan Kejurnas Wushu Junior 2017. Karena bersamaan waktunya dengan kejurnas ini, dia optimistis popnas punya greget lebih karena seluruh provinsi di Indonesia akan berpartisipasi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya