SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertandingan sepak bola (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-Humas Popda Jateng)

Popnas XIV 2017 diwarnai gencarnya protes peserta cabang olahraga sepak bola.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pergelaran Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XIV 2017 di Jawa Tengah tidak berjalan mulus. Baru dua hari pertandingan olahraga multievent khusus pelajar Indonesia ini digelar, beberapa protes dari kontingen dari luar Jateng banyak dilayangkan ke pihak panitia. Protes paling deras datang dari peserta dari cabang olahraga sepak bola sampai-sampai polisi pun sigap turun tangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tidak lengkapnya komponen penyelenggaraan pertandingan seperti bagian medis dan keamanan, membuat banyak protes dilayangkan ke pihak panitia penyelenggara Popnas XIV 2017 di Jateng, terutama dari cabang olahraga sepakbola. Ketua Panpel Popnas XIV 2017 cabor sepakbola, Puthut Wibowoadi, bahkan mengakui keluhan peserta bukan hanyaterkait ketidakadaan bagian medis dan keamanan, namun juga terkait keras dan berdebunya lapangan rumput Stadion Citarum Semarang.

Ketua kontingen Papua bahkan sudah melayangkan protes keras pada pada hari pertama pertandingan. Ia malah sempat bersitegang dengan panpel, gara-gara tim medis dan lapangan yang dianggap tidak memenuhi standar. Diakunya, keras dan berdebunya lapangan rumput Stadion Citarum memang bisa memicu pertandingan tidak bisa digelar.

Meski demikian, lanjut Puthut, ia berusaha agar laga dilaksanakan dengan perangkat pertandingan seadanya. “Tapi kondisi itu membuat kami selaku penyelenggara  pertandingan akan semakin sulit menggelar pertandingan,” imbuh Puthut, Rabu (13/9/2017).

Kondisi lebih parah, sambungnya, terjadi di Stadion Pandanaran, Wujil, Kabupaten Semarang. Di lapangan kedua untuk pelaksanaan cabor sepak bola itu, tim medis datang terlambat. Di stadion itu bahkan tidak ada petugas keamanan yang menjaga tatkala pertandingan berlangsung.

“Masalah paling besar memang ada di Stadion Pandanaran, Wujil, Kabupaten Semarang, di mana petugas keamanan sama sekali tidak ada, bahkan petugas medis pun selalu datang terlambat sejak cabor sepakbola dimulai pada Selasa (12/9/2017),” bebernya sebagaimana dikutip siaran pers Tim Humas Porprov Jateng yang diterima Semarangpos.com, Rabu.

Kejadian yang disebutnya paling tragis, terjadi Rabu pagi, ketika terjadi keributan antarpemain dalam pertandingan antara kesebelasan Sulawesi Selatan melawan Sumatra Utara. Dalam keributan itu, katanya, tidak ada petugas keamanan, sehingga keributan hanya ditangani Satpol PP.

“Ini sangat tidak memadai. Kami sudah menggelar rapat dengan pihak technical delegate, dewan hakim, penilai wasit, dan pengawas pertandingan. Dan sudah memutuskan bahwa terkait kelengkapan penyelenggaran pertandingan, kami tidak akan menggelar pertandingan jika kelengkapan petugas belum hadir,” kata Puthut yang mengaku, pihak technical delegate sepakbola, Budi Winarko, sudah memberikan surat resmi kepada panitia Popnas XIV 2017 yang dipimpin langsung Sekda Pemprov Jateng.

Sedangkan soal berdebunya lapangan, lanjut Puthut, memang diakuinya sudah ditanggapi oleh panitia besar, tetapi menurut dia langkah yang diambil sangat kurang memadai. Kondisi di lapangan sangat berdebu dan keras. “Saran kami ke PB, sehabis pertandingan sebaiknya disiram lagi, begitu katanya,” ujar Puthut.

Sementara itu, informasi terkini, bahwa laga di cabor sepakbola Grup A, antara DIY kontra Maluku Utara, sempat ditunda lantaran pihak keamanan dan tim medis belum berada di Stadion Citarum Semarang saat laga hendak digelar. Karena tidak lengkapnya petugas pertandingan hingga Rabu siang, maka laga tersebut dianggap tidak sesuai regulasi atau aturan yang berlaku di persepakbolaan.

“Pertandingan di Grup A antara DIY vs Maluku Utara sempat akan kami tunda, karena lagi-lagi pihak keamanan dan tim medis belum berada di Stadion Citarum Semarang. Namun kami bersyukur, selang 30 menit lebih, akhirnya mereka datang terutama dari pihak kepolisian, di mana keamanan ini datang dari Polsek Semarang Timur. Kapolsek Semarang Timur mendengar informasi tertundanya pertandingan di sepakbola, lantaran tidak datangnya petugas yang bersangkutan, sehingga ia menugaskan pasukannya menjaga keamanan pertandingan sepakbola Popnas itu,” katanya.

Puthut juga menceritakan bahwa inisiatif Kapolsek Semarang Timur itu dikarenakan pertandingan Popnas 2017 merupakan event nasional, dan cabor sepakbola dibuka langsung oleh kapolda. “Sehingga beliau merasa bertanggung jawab dengan kelancaran event ini, sehingga ia menurunkan pasukannya. Termasuk tenaga medis yang dari Panpel Popnas tidak datang, maka Kapolsek pun menugaskan [anak buahnya untuk] meminta tolong—bersama kami, Panpel—ke Puskesmas Mbugangan, untuk menjadi tim medis, dan menggantikan tim medis dari Puskesmas Simongan yang tidak datang ke lapangan. Insiatif [Kapolres] ini akhirnya bisa membuat pertandingan digelar,” paparnya.

Di sisi lain, Ketua Asprov PSSI Jateng, Johar Lin Eng, mengatakan bahwa pihaknya kecewa dengan Panitia Popnas XIV 2017 yang diketuai sekda pemprov Jateng itu karena regulasi atau aturan cabor sepakbola tidak ditaati. “Jelas kami kecewa dengan PB, ini semua masalah petugas kelengkapan pertandingan ini menjadi penting kehadirannya di lapangan, dan hal ini juga sesuai regulasi yang ada di cabor sepakbola. Tentu kami kecewa sebagai panpel, karena kami sudah all out untuk menggelar cabor ini. Meski pertandingan akhirnya bisa digelar, karena usaha panpel, namun hal ini takutnya berdampak pada jadwal yang sudah ditetapkan. Waktu akan terus molor dari jadwal awal, dan hal ini akan membuat kesan buruk untuk Jateng di hadapan semua kontingen,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya