SOLOPOS.COM - Kiromal Katibin, 17, atlet panjat tebing asal Batang, Jawa Tengah, berlatih meniti tebing di kawasan Gelora Manahan, Kamis (14/9/2017). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Popnas 2017 diwarnai dengan aksi gemilang Kiromal Katibin.

Solopos.com, SOLO – “Jika ingin menorehkan prestasi di bidang tertentu, modal utama ya suka dulu. Jika tidak suka, percuma. Tinggalkan saja.” Itulah saran dari Kiromal Katibin, 17, atlet panjat tebing yang baru saja meraih medali emas di Kejuaraan Panjat Tebing, Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang digelar di Gelora Manahan, Rabu-Sabtu (13-16/9/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pria yang akrab disapa Kiki ini mendulang emas di kategori speed world record putra pada tebing setinggi 15 meter dengan catatan waktu 6,385 detik. Di kategori speed classic putra, siswa SMA Teuku Umar Semarang ini mendulang perak dengan catatan waktu 7,5 detik.

“Ini adalah popnas pertama yang saya ikuti. Ini karena cabor panjat tebing baru kali pertama dipertandingkan di popnas sebagai uji coba,” terang Kiki kala ditemui Solopos.com di lokasi, Kamis (14/9/2017).

Bagi Kiki, panjang tebing memang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Dia sudah biasa bermain panjat tebing sejak masih duduk di bangku kelas III SD pada 2008 silam. Kebetulan, lokasi latihan tepat berada di depan rumahnya di Batang.

Berkat latihan yang rutin selama setahun, Kiki berhasil membawa emas pada kejuaraan panjat tebing yang digelar di Karanganyar pada 2009. Sejak saat itu, Kiki menjadi atlet andalan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Batang. Beberapa prestasi yang membanggakan dirinya ialah Juara I Kejurnas Panjat Tebing di Bangka Belitung dan Sawahlunto pada 2016 dan 2017.

Pada Juli lalu, Kiki mewakili Indonesia terjun di kejuaraan Asian Youth Championship 2017 di Singapura. “Di babak kualifikasi, saya sempat menduduki peringkat 2 dengan catatan waktu 6 detik Tapi di putaran final, peringkat saya merosot ke urutan 6 dengan catatan waktu 7,5 detik. Itu adalah pengalaman pertama saya terjun di kejuaraan internasional,” kata Kiki yang mengidolakan atlet panjat tebing asal Iran, Reza Alipour ini.

Jatuh pada saat latihan adalah risiko dari olahraga panjat tebing ini. Sejak pertama kali latihan, entah sudah berapa kali Kiki terjatuh. Beruntung jatuhnya Kiki dari tebing itu tidak pernah mengakibatkan cedera. Kiki mengaku beruntung mendapat dorongan motivasi dari pihak keluarga.

“Orang tua mempersilakan saya menerjuni olahraga ini. Mereka tidak khawatir. Jatuh itu sebuah risiko. Tapi, asalkan giat berlatih dengan peralatan yang aman, cedera bisa dihindari,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya