SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI--Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Safrudin, meminta pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ibanah di Kecamatan Purwantoro, Wonogiri introspeksi.

Menurutnya, reaksi masyarakat yang begitu keras menunjukkan ada hal yang perlu dibenahi terhadap hubungan antara pengelola Ponpes dan masyarakat setempat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saya harap kejadian ini menjadi pelajaran. Barang kali pengurus memang selama ini terlalu eksklusif sehingga warga dinilai demikian. Semoga kejadian ini menjadi bahan introspeksi diri,” terang Safrudin saat dihubungi Solopos.com, seusai meninjau kondisi terkini di Ponpes setempat, Senin (13/5/2013).

Dia mengatakan begitu mendengar kejadian perusakan di Ponpes Al-Ibana, petugas Kemenag Wonogiri langsung diterjunkan ke lokasi. Petugas langsung melakukan klarifikasi kepada pengurus sekaligus memberikan pembinaan.

Safrudin sendiri mendatangi Ponpes tersebut Senin. Berdasarkan hasil klarifikasi terungkap kejadian perusakan Ponpes sebenarnya berawal dari pertengkaran antara sesama santri, bukan santri dengan gurunya.  Mereka bertengkar sampai saling mencakar sehingga berujung pada perusakan bangunan Ponpes oleh masyarakat.

Kendati sumber masalah adalah persoalan dengan lingkup kecil, Safrudin menegaskan kasus ini tetap harus disikapi serius. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pemantauan berkala dan pembinaan dengan menerjunkan petugas langsung ke Ponpes.

Secara kebetulan, pada Senin petugas dari Kanwil Kemenag Jawa Tengah juga datang untuk melakukan pembinaan. “Petugas dari Semarang ini kebetulan datang untuk monitoring terkait pendidikan pondok. Selama ini, Ponpes ini berjalan sesuai aturan dan dikelola dengan benar. Mereka [pengurus] lugu. Mungkin hanya soal sosialnya yang kurang dan akan terus kami dorong,” imbuh dia.

Sementara itu, Ponpes Al-Ibanah juga tercatat menjadi penyelenggara ujian kesetaraan yang dihelat bersamaan dengan ujian nasional (UN). Artinya, Safrudin menegaskan kegiatan belajar mengajar di Ponpes yang memiliki puluhan santri tersebut berjalan dengan baik. Untuk itu, dia menyayangkan jika penutupan Ponpes dilakukan terlalu lama. Apalagi, para santri di Ponpes tersebut sebagian kini dititipkan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya