Solopos.com, SOLO — Pekan Olahraga Nasional (PON) I di Solo pada 9-12 September 1948 dilatarbelakangi kegagalan Indonesia mengirim atlet ke Olimpiade XIV di London, Inggris karena passport atau paspor Indonesia ditolak. Apabila atlet Indonesia ingin bertanding di ajang Olimpiade tersebut, mereka harus bergabung dengan kontingen dari Belanda.
J.S.Husadarta dalam Sejarah dan Filsafat Olahraga, 2010, menyebut Soekarno sebagai presiden dalam membangun identitas bangsa Indonesia menjadi bangsa yang betul-betul merdeka tanpa intervensi pihak Belanda, tidak hanya melalui jalur politik nasional tetapi juga melalui jalur olahraga.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.