SOLOPOS.COM - Kapolsek Kartasura AKP Mulyanta beserta jajarannya bermain dengan anak-anak Wiwin yang tinggal di gerobak wedangan, Rabu (15/9/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO-Kisah sepasang suami istri di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah yang tidur bersama delapan anak mereka di dalam gerobak wedangan karena tak mampu menyewa kos memantik keprihatinan jajaran Polsek Kartasura.

Aparat penegak hukum di wilayah satelit Kabupaten Sukoharjo itu memberikan bantuan berupa paket sembako, uang tunai, dan mainan anak-anak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gugah Empati

“Apa yang menimpa Ibu Wiwin bersama anak-anaknya ini menggugah empati kami. Hal itulah yang melandasi kami melakukan bakti sosial ini,” ungkap Kapolsek Kartasura, AKP Mulyanta mewakili Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setiawan, Rabu (15/9/2021) seperti dikutip dari rilisnya.

Dikatakan AKP Mulyanta, keluarga tersebut terpaksa tinggal dan tidur di warung yang terletak di Jl. Solo-Semarang, tepatnya di Dukuh Wirocanan, Desa Kertonatan, Kecamatan Kartasura karena tidak punya uang untuk membayar sewa kos.

Baca Juga: Ngenes! Tak Kuat Bayar Indekos, Pasutri Ajak 8 Anaknya Tidur Di Kolong Meja Wedangan Kartasura 

Padahal, anak-anak tersebut masih kecil sehingga membutuhkan tempat tinggal yang layak.

“Semoga bantuan kami dapat bermanfaat dan meringankan beban Ibu Wiwin dan keluarga yang terpaksa tinggal di warung pinggir jalan,” ujar AKP Mulyanta.

Ringankan Beban

AKP Mulyanta menambahkan, selama ini Polri berusaha membantu masyarakat yang membutuhkan. Terlebih di masa pandemi corona saat ini di mana aktivitas masyarakat dibatasi.

Meski bantuan yang diberikan tidak seberapa, dia berharap dapat meringankan beban keluarga tersebut.

Diberitakan sebelumnya, kisah memilukan dialami satu keluarga pasangan suami istri atau pasutri bakul wedangan, Cahyo Yulianto, 50, dan Wiwin Haryati, 48, asal Dukuh Kalitan, Desa Kertonatan, Kartasura, Sukoharjo.

Empat Hari

Sudah empat hari ini pasutri dengan delapan anak itu terpaksa tinggal dan tidur di kolong meja lapak jualannya.

Kolong meja berukuran 2 meter × 1 meter harus digunakan sebagai tempat tidur delapan anak dari pasutri tersebut.

Tak ada bantal maupun guling di sana. Hanya terlihat kipas angin kecil dan beberapa lembar baju dan sarung.

Baca Juga: Intai Ikan Gabus dengan Panjat Pohon, Warga Dalangan Sukoharjo Ditemukan Kalap di Sungai Wangan 

Mereka tidur hanya beralaskan tikar tipis dan beratapkan terpal. Sementara Cahyo dan sang istri tidur di lincak wedangan.

“Sudah empat hari tidur disini [lapak wedangan] karena tidak mampu bayar kos,” kata Wiwin saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya pada Rabu (15/9/2021) sore.

Lapak wedangan pasutri ini berada di pinggir Jl. Raya Solo-Semarang tepat depan SMPN 3 Kartasura, Sukoharjo. Mereka membuka usaha wedangan sejak enam tahun lalu.

Boyong Anak-Anak

Beberapa kali juga Wiwin terpaksa memboyong anak-anaknya tidur di lapaknya karena tak lagi mampu membayar uang indekos.

Terik sinar matahari hingga hujan menjadi sahabat mereka sehari-hari.

Terlebih lapak tersebut berada tepat di pinggir jalan raya di mana banyak kendaraan besar melintas.

“Kalau enggak bisa bayar kos ya terpaksa tidur sini. Hla bagaimana mau bayar kos, buat makan saja tidak cukup,” katanya.

13 Anak

Pasangan suami istri tersebut mempunyai 13 anak. Namun dua anak mereka sudah berkeluarga dan tiga lainnya sudah bekerja.

Tinggal delapan anak yang masih bersama mereka. Anak tertua berusia 30 tahun dan paling bontot berusia 6 tahun.

Beberapa kali ada warga yang ingin mengadopsi anaknya, namun Wiwin dan suaminya tak pernah melepaskan.



“Biar hidup seperti ini yang penting anak-anak tetap sama kami. Yang penting bisa makan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya